99,5 Persen Pasien yang Meninggal Karena Covid Ternyata Belum Divaksin

<b> Lifepod.id </b> - Vaksin menjadi salah satu langkah besar yang diambil untuk menangani pandemi Covid-19 saat ini. Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa 99,5 persen orang yang meninggal karena Covid-19 selama 6 bulan terakhir, adalah orang tidak vaksin.

99,5 Persen Pasien yang Meninggal Karena Covid Ternyata Belum Divaksin

 

Seperti yang diketahui penyebaran Covid-19 kembali meningkat beberapa waktu belakangan ini di berbagai negara.

Tak hanya itu, varian baru Delta menjadi ancaman baru dari penyebaran Covid-19 yang sudah mewabah di berbagai belahan dunia saat ini.

Direktur CDC Dr Rochelle Walensky mengatakan pada jumpa pers di Gedung Putih pada Kamis (4/7/2021), statistik tersebut menunjukkan bahwa setiap kematian terkait Covid-19 sekarang dapat dicegah.

Walensky menjelaskan bahwa data awal “dari kumpulan negara bagian” menunjukkan hampir setiap korban Covid-19 sejak Januari, tidak vaksin.

Dia menekankan data statistik itu mencerminkan kemanjuran vaksin Covid-19 yang ditegaskan telah membuat hampir semua kematian terkait virus sepenuhnya dapat dihindari.

“Setiap penderitaan atau kematian akibat Covid-19 tragis,” kata Walensky.

“Dengan vaksin yang tersedia di seluruh negeri, penderitaan dan kerugian yang kita lihat sekarang sepenuhnya dapat dihindari,” ujarnya.

Analisis sebelumnya dari Associated Press (AP) menemukan 99,2 persen dari lebiih dari 18.000 orang yang meninggal karena Covid-19 dilaporkan pada Mei, adalah di antara individu yang tidak divaksin. 

Direktur CDC ini melihat hal itu sebagai sinyal positif kemanjuran vaksin Covid-19, dengan ancaman varian delta yang lebih menular. Diperkirakan saat ini menyumbang sekitar 25 persen dari kasus baru. 

Walensky mengidentifikasi sekitar 1.000 county, terutama berbasis di Selatan, Timur dan Midwest, yang katanya memiliki tingkat vaksinasi hanya 30 persen.

Orang-orang yang menjadi korban disebutkan Walensky adalah “yang paling rentan”, dan CDC telah mulai melihat “peningkatan tingkat penyakit” di beberapa daerah karena penyebaran varian Delta.

Ketika pejabat tinggi kesehatan masyarakat terus membunyikan peringatan tentang ancaman varian Delta Covid-19, pemerintahan Joe Biden mengumumkan pada Kamis (1/7/2021) bahwa mereka akan mengerahkan tim cepat tanggap ke titik-titik di seluruh AS, di mana kasus berkembang. 

Penasihat Senior Covid-19 Gedung Putih, Jeff Zients mengatakan bahwa tim cepat tanggap itu akan melibatkan kombinasi bantuan di lapangan dan virtual.

Namun, Zients tidak merinci dengan tepat ke mana tim "respons lonjakan" kasus Covid-19 ini akan dikirim, tetapi diperkirakan itu mungkin ke 1.000 county yang disorot oleh Walensky.

 

Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Layanan Telemedicine Untuk Mempermudah Penanganan Covid-19