Demo Petani India: Kemarahan Tumbuh Karena UU Kontroversial oleh PM Narendra Modi yang Menolak Mundur

<b>Lifepod.id</b> - Protes atas undang-undang pertanian baru yang kontroversial di India terus bermunculan, namun Perdana Menteri negara itu masih bersikeras menolak untuk mundur.

Demo Petani India: Kemarahan Tumbuh Karena UU Kontroversial oleh PM Narendra Modi yang Menolak  Mundur

 

Demonstrasi telah berlangsung di seluruh India dan kini telah menyebar ke kota-kota lain di seluruh dunia, termasuk Inggris, Belanda, dan Kanada.

Para petani mengatakan tiga undang-undang federal, yang menderegulasi harga tanaman, akan mengurangi pendapatan mereka dengan membongkar sistem yang menjamin pendapatan mereka dan membuat mereka rentan terhadap perusahaan swasta besar.

Jalan-jalan utama di sekitar ibu kota New Delhi telah ditutup dalam beberapa pekan terakhir karena ribuan petani berkemah.

Polisi telah memasang barikade untuk menghentikan para petani memasuki kota dalam jumlah besar dan awal pekan ini ada pemogokan nasional atas masalah tersebut.

Setidaknya ada 30 serikat petani memprotes perubahan tersebut tetapi Perdana Menteri Narendra Modi tetap teguh.

Pemerintah berpendapat undang-undang tersebut akan menghapus perantara dan meningkatkan pendapatan petani karena mereka akan memiliki pasar yang lebih luas untuk dijual.

Mr Modi mengatakan pada hari Sabtu bahwa perubahan akan membantu "menarik investasi di bidang pertanian dan menguntungkan petani".

"Tujuan dari semua reformasi pemerintah adalah untuk membuat petani sejahtera," katanya pada pertemuan tahunan Federasi Kamar Dagang dan Industri India.

Piyush Goyal, menteri perdagangan, mengatakan pemerintah berkomitmen untuk menggandakan pendapatan petani dan mengklaim protes itu telah "disusupi oleh kaum kiri dan Maois".

Pembicaraan antara pemerintah dan serikat pekerja sejauh ini masih gagal menemukan solusi dan akibatnya kelompok oposisi demonstrasi masih terus meningkat.

"Ratusan petani akan meluncurkan pawai troli traktor ke New Delhi untuk menyuarakan keluhan kami terhadap undang-undang baru," kata Kamal Preet Singh Pannu, seorang pemimpin kelompok Sanyukta Kisan Andolan.

"[Pemerintah] ingin mendiskreditkan dan menghancurkan gerakan kami, tapi kami akan terus memprotes dengan damai," katanya.

 

Situasi Demo di Inggris

Di Inggris Raya pada hari Sabtu, ribuan orang berkumpul dalam konvoi dari banyak kota di utara dan Midlands dan menuju ke Komisi Tinggi India di Birmingham.

Unjuk rasa Kisaan menyebabkan kemacetan parah di sekitar kota kedua Inggris, dengan polisi memperingatkan orang-orang untuk tetap menjaga jarak sosial dan mengigatkan agar tidak secara ilegal menggunakan"perangkat asap".

Akhir pekan lalu, London juga menyaksikan sejumlah besar protes di pusat ibu kota, menunjukkan tanda-tanda bertuliskan "Tidak Ada Petani Tanpa Makanan" dan banyak kritikan untuk Perdana Menteri Modi.

Semua partai politik oposisi utama India mendukung pemogokan itu. Bahkan banyak anggota parlemen Inggris, yang dipimpin oleh Tanmanjeet Singh Dhesi dari Partai Buruh, juga mendukung para petani, meminta Menteri Luar Negeri Dominic Raab untuk mengangkat masalah tersebut ke Delhi.

Pemimpin Kanada Justin Trudeau juga telah berbicara, menyebut situasi itu "mengkhawatirkan" dan ia juga membela hak petani untuk melakukan protes tersebut.

 

Baca juga: Walikota Surabaya Risma Dapat Tawaran Gantikan Juliari Batubara Jadi Mensos

Baca juga: Dinyatakan Jadi Tersangka Korupsi, Juliari Batubara: Saya akan Ajukan Surat Pengunduran Diri