Gejala COVID-19 Happy Hypoxia Ditemukan di Kalbar

<b> Lifepod.id </b> - Gejala baru Covid-19 bernama Happy Hypoxia ditemukan di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Happy Hypoxia belakangan ramai diperbincangkan karena pasien Covid-19 meninggal setelah tertawa.

Gejala COVID-19 Happy Hypoxia Ditemukan di Kalbar

 

Tidak semua orang yang kena Covid-19 bakal lemah lunglai tak berdaya. Sebagian orang tak menyadari dirinya terjangkit virus Corona sampai akhirnya kematian menjemput. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, I Made Putra negara, menjelaskan kondisi tersebut sebagai happy hypoxia.

"Kondisi tersebut membuat seseorang mengalami masalah dalam pernapasan berupa sesak napas atau dispnea. Kasus ini sudah ada di Bengkayang. Saya sampaikan agar masyarakat tetap selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan, serta mau mendukung program pemerintah dalam menyukseskan vaksinasi," kata I Made Putra Negara.

Angka kematian merangkak naik di Bengkayang. Ada kasus kematian terjadi tiba-tiba karena Happy Hypoxia.

“Kasusnya orangnya bisa jalan-jalan, bisa ketawa-ketawa, tiba-tiba sesak napas dan meninggal. Itu yang dikenal dengan Happy Hypoxia. Sudah ada kasusunya di Bengkayang. Kami juga berduka ada salah satu kepala puskesmas di Bengkayang meninggal, yang juga sesaknya mendadak,” lanjutnya.

Kasus terkonfirmasi COVID-19 yang berakhir dengan kematian rata-rata dibarengi dengan sebab penyakit penyerta dan usia lanjut. "Kebanyakan yang memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes, rata-rata seperti itu," kata dia.

Memang pada awal bulan Juli kasus Covid-19 di Bengkayang sedikit mengalami kenaikan.

Angka kematian pun merangkak naik dan ada kasus kematian secara tiba-tiba yang dikenal dengan gejala happy hypoxia.

Namun kata dia, pasien meninggal dengan status terkonfirmasi Covid-19 rata-rata memiliki riwayat penyakit penyerta seperti penyakit jantung dan diabetes serta juga lanjut usia.

Syukurnya dua hari terakhir ini terjadi penurunan. Sehingga Bengkayang masih berada di zona orange. Meski demikian, Made selalu mengajak warga untuk tetap disiplin protokol kesehatan.

"Saya sampaikan agar masyarakat tetap selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Serta mau mendukung program pemerintah dalam mensukseskan vaksinasi," ujarnya.

Dokter spesialis paru dr. Erlina Burhan, Msc, SP.P (K) mengatakan Happy Hypoxia adalah kondisi pasien yang tidak mengalami sesak napas tapi masih terdapat gejala infeksi virus corona lainnya.

“Happy Hypoxia adalah gejala atau kondisi yang dialami oleh pasien covid, jadi bukan penyakit sendiri. Diagnosisnya dengan melakukan pemeriksaan analisis gas darah. Kalau di rumah sakit untuk melihat kadar oksigen di dalam darah,” jelas Erlina.

Pemeriksaan tekanan oksigen dalam darah bisa juga dilakukan dari rumah dengan memakai alat pulse oximetry.

Tetapi, menurut Erlina, masyarakat tidak perlu berlomba-lomba membeli alat tersebut.

“Saya katakan pulse oximetry bukan untuk orang sehat dan bukan untuk OTG. Tapi adalah untuk orang yang bergejala yang makin lemas dan itu batuk yang menetap dan lama,” tegas Erlina.

Ia menyampaikan bahwa obat happy hypoxia hanya oksigen. Oleh sebab itu harus segera dibawa ke rumah sakit.

Ia menyarankan sebaiknya jangan tunggu sampai sesak napas baru dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan. Sebab, jika sudah sesak artinya hypoxia sudah makin parah.
 
"Tanda-tandanya, pertama adalah bila gejala bertambah, bila batuk menetap, keluhan semakin lemah, dan kalau bisa lihat warna bibir atau ujung jari kalau mulai terlihat kebiruan itu artinya saturasi oksigen sudah semakin turun ini tidak ada jalan lain segera dilarikan ke rumah sakit. Itu menunjukkan tanda kekurangan oksigen yang sangat parah," paparnya.
 
"Tapi jangan tunggu biru deh, itu terlalu berat. Batuk bertambah menetap, makin lemas, langsung cek pakai pulse oximetry kalau punya, kalau nggak ada langsung ke rumah sakit," tambah Erlina.


Baca Juga: Muncul Varian Corona Ganas, Penggunaan Masker Rangkap Disarankan