Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Planetarium Gelar "Piknik Malam Bersama Bloodmoon"

Lifepod.id -Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Planetarium Gelar "Piknik Malam Bersama Bloodmoon"
foto: https://www.cnnindonesia.com/

Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ), Taman Ismail Marzuki, akan menggelar kegiatan "Piknik Malam bersama Bloodmoon" dalam rangka mengamati fenomena alam gerhana bulan total.

Kegiatan tersebut terbagi menjadi dua sesi yakni sesi diskusi mulai pukul 15.30-17.47 WIB dan sesi pengamatan 18.00-21.00 WIB bertempat di Lobby Teater Besar dan Plaza Gedung Teater Jakarta, Selasa (8/11/2022).

"Sesi diskusi akan dipandu oleh Kak Helmi Romdhoni (Pengurus HAAJ) dan materi terkait Gerhana Bukan akan dibawakan Bapak Widya Sawitar (Astronom HAI)," tulis akun Instagram @planetariumjkt, dikutip pada Selasa.

Masyarakat yang ingin mengamati gerhana bulan total menggunakan teleskop dapat mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui link: bit.ly/ArtikelGBT2022. "Kuota untuk sesi diskusi untuk 100 orang dan tidak ada kuota untuk sesi pengamatan Gerhana Bulan Total," kata pemilik akun Instagram @planetariumjkt.

Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi sejajar. Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah. Adapun Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.

Pada tahun 2022 terjadi 4 (empat) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Matahari dan 2 (dua) kali gerhana Bulan. Rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 30 April 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
2. Gerhana Bulan Total (GBT) 16 Mei 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
3. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 25 Oktober 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
4. Gerhana Bulan Total (GBT) 8 November 2022 yang dapat diamati dari Indonesia.

Gerhana Bulan Total akan terjadi pada Selasa (8/11) dan dapat disaksikan di seluruh Indonesia. Ini merupakan terakhir di tahun 2022.
Ada perbedaan antara Gerhana Bulan biasa dengan Gerhana Bulan Total (GBT).

Gerhana Bulan merupakan kondisi terhalanginya Bulan dari sinar Matahari akibat terhalang oleh posisi Bumi.Fenomena ini merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi tiga benda langit ini.

Sementara, Gerhana Bulan Total (GBT) terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada tepat di satu garis yang sama. Walhasil, seluruh bayangan Bumi (umbra) jatuh menutupi Bulan.

Konsekuensinya, Bulan akan terlihat berwarna merah sehingga dikenal sebagai Blood Moon. Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung, ada sejumlah fase GBT sebelum mencapai puncak di sekitar waktu maghrib.

Apa Saja Fase-fase Tersebut?
Gerhana mulai (P1), pukul 15.00.38 WIB, 16.00.38 WITA, 17.00.38 WIT. Fase ini tidak teramati di wilayah Indonesia.

Gerhana Sebagian mulai (U1), pukul 16.08.59 WIB, 17.08.59 WITA, 18.08.59 WIT. Fase ini hanya dapat diamati di wilayah Papua, Papua Barat, sebagian Maluku Utara, dan sebagian Maluku.

Gerhana Total mulai (U2), pukul 17.16.19 WIB, 18.16.19 WITA, 19.16.19 WIT. Fase ini hanya dapat diamati di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, sebagian besar Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat, dan sebagian Jawa Timur.

Puncak Gerhana pada pukul 17.59.11 WIB, 18.59.11 WITA, 19.59.11 WIT. Fase ini dapat diamati di hampir seluruh wilayah Indonesia kecuali di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.

Gerhana Total berakhir (U3) pada pukul 18.42.03 WIB, 19.42.03 WITA, 20.42.03 WIT. Fase ini dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia.

Apakah Butuh Peralatan Khusus?
Berbeda dengan Gerhana Matahari, Gerhana Bulan bisa disaksikan dengan mata telanjang. Masyarakat yang ingin menyaksikannya hanya perlu mengarahkan pandangan sesuai arah terbit dan tenggelamnya Bulan.

Memakai teropong bisa sedikit membantu untuk melihat gerhana lebih detail.

"Kita tidak perlu menggunakan alat bantu optik, kecuali hendak mengabadikanya dalam bentuk citra atau rekaman video," kata Andi Pangerang, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN dikutip situs resminya.

Bulan Berubah Warna
Warna Bulan pada GBT akan tampak berbeda. Pada saat puncak, Bulan akan redup menjadi warna kusam sebelum berubah menjadi merah darah, dan warnanya dapat bervariasi secara signifikan dari satu gerhana ke gerhana berikutnya tergantung pada partikel di atmosfer planet kita.

Awan abu yang dilemparkan ke stratosfer oleh letusan gunung berapi baru-baru ini di Kerajaan Tonga di Samudra Pasifik selatan, misalnya, dapat mengubah wajah bulan menjadi warna merah yang lebih dalam daripada Gerhana Bulan biasa.

BMKG Bandung bakal menggelar pengamatan GBT di Halaman Kantor Pos Observasi Geofisika Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (8/11).

"Tim Stasiun Geofisika Bandung akan melakukan pengamatan di Halaman Kantor Pos Observasi Geofisika Lembang pada pukul 15.00 WIB-selesai," kata Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu, Minggu (6/11).

Sumber : [1][2]

 

Cek Berita dan Artikel yang lain :