Grab Indonesia Rumahkan 360 Karyawan

Lifepod.id - Grab sebagai Decacorn Startup Teknologi Ride-Hailing terkena dampak dalam masa pandemi virus covid-19, dan memaksa langkahnya untuk PHK sekitar 360 karyawan.

Grab Indonesia Rumahkan 360 Karyawan
Img. Grab / grab.com
Lifepod.id - Grab sebagai Decacorn Startup Teknologi Ride-Hailing yang bermarkas di Singapura ini terkena dampak dalam masa pandemi virus covid-19, dan memaksa langkahnya untuk PHK sekitar 360 karyawan.
 
Diumumkan langsung sang CEO, Anthony Tan, ada beberapa detail pesangon yang didapatkan para karyawan. “Setiap karyawan Grab yang terkena PHK telah berkontribusi dalam membangun Grab menjadi aplikasi andalan seperti sekarang. Kami sangat bersyukur atas upaya kalian dan kami akan melakukan segala cara agar kalian tidak patah semangat,” tulis Tan dalam surat terbukanya, Selasa (16/6).

Di dalam surat terbuka itu Tan juga menjabarkan beberapa hal yang akan diterima oleh karyawan yang terkena PHK.

Baca Juga : Kriteria Warna Zonasi COVID-19 Suatu Daerah
Baca Juga : Tahun 2026 Indonesia Tidak Perlu Impor BBM Lagi, Apa benar?


Berikut beberapa daftar dukungan finansial seperti pesangon dan lainnya:

  • Pembayaran pesangon berupa gaji setengah bulan untuk setiap 6 bulan masa kerja, atau berdasarkan peraturan setempat, yakni dipilih jumlah yang lebih besar.
  • Pembayaran tambahan yang telah ditingkatkan setara dengan sekitar 1,5 bulan gaji di atas pembayaran pesangon sebagai bantuan tambahan selama krisis pandemi dan bonus untuk pekerjaan yang dilakukan sepanjang 2020.
  • Waiver of annual cliffs, untuk pemberian ekuitas agar lebih banyak karyawan yang di-PHK sebagai pemegang saham.
  • Pertanggungan asuransi kesehatan sampai akhir tahun melalui asuransi kesehatan yang ada, atau pemberian dana tunai yang setara.
  • Konversi cuti hamil menjadi dana tunai bagi karyawan perempuan yang sedang hamil, dan karyawan laki-laki yang istrinya sedang hamil saat tanggal terakhir masa kerja.
  • Menguangkan cuti tahunan yang belum digunakan.
  • Akses Grabber Assistance Program selama 3 bulan.
  • Hak milik perangkat laptop kantor.

Sekadar diketahui, sejak pandemi COVID-19 melanda, Grab mengaku telah melakukan semua hal agar bisa bertahan dan berupaya agar PHK tidak terjadi. Mereka telah meninjau ulang semua biaya pengeluaran, mengurangi kas keluar, sampai melakukan pemotongan gaji manahemen senior. Namun sayang, setelah semua dilakukan rasanya tak cukup dan perampingan pun menjadi opsi yang paling akhir.

Baca Juga:

Perjalanan Grab menuju status Decacorn (startup dengan valuasi 10 miliar dollar AS atau lebih), dimulai ketika mereka mendapat pendanaan Seri A senilai lebih dari 10 juta dollar AS dari Vertex Venture Holdings, salah satu anak perusahaan Temasek Holdings asal Singapura, pada April 2014.

Memasuki Mei 2014, Grab mengantongi pendanaan Seri B senilai 15 juta dollar AS dari GGV Capital, perusahaan permodalan asal Tiongkok. Oktober 2014, Grab mengamankan pendanaan Seri C dari Tiger Global, sebuah perusahaan berbasis Amerika Serikat, GGV Capital, dan Venture Vertrex. Totalnya mencapai US$65 juta.

Desember 2014 atau kurang lebih dua bulan berselang, pendanaan Seri D dikucurkan oleh Softbank Corp. Bernilai tak kurang dari US$250 juta, Grab mengklaim ini sebagai investasi terbesar untuk sebuah perusahaan Asia Tenggara yang tercatat secara publik.

Butuh waktu kurang lebih delapan bulan sebelum Grab akhirnya mendapat pendanaan Seri E dari Didi Chuxing dan China Investment Corporation pada Agustus 2015. Nilainya dilaporkan mencapai US$350 juta. Setahun berselang, tepatnya pada September 2016, Grab dikabarkan sukses mengamankan pendanaan Seri F senilai US$750 juta dari Softbank, Didi, dan Honda.

Agustus 2017, Softbank, dan Didi, plus Toyota, mengucurkan pendanaan Seri G pada Grab. Nilainya disebut-sebut mencapai US$2,5 miliar. Memasuki Oktober 2018, Grab kembali mendapat pendanaan. Booking Holdings, sebelumnya bernama Priceline, memberikan pendanaan ekstra senilai US$200 juta.

Desember 2018 silam, Grab mengumumkan rencana mereka untuk mengamankan pendanaan Seri H. Target yang dipatok kabarnya tak kurang dari US$6,5 miliar.