Hasil Percobaan Obat HIV Untuk Mengobati Covid-19

Hasil Percobaan Obat HIV Untuk Mengobati Covid-19
 

 

Lifepod.id - Senin (29/6), para peneliti dari University of Oxford memberikan pengumuman secara resmi mengenai uji coba kombinasi obat untuk pengobatan Covid-19 yang tidak mengindikasikan tanda-tanda kesembuhan pada pasien.

Uji coba kombinasi obat yang disebut Kaletra itu gabungan dari gabungan obat yang biasanya digunakan untuk penyembuhan HIV terdiri dari lopinavir dan ritonavir. 
“Hasil dari percobaan ini, bersama dengan percobaan besar acak lainnya harus diperhitungkan ke dalam panduan terbaru sehubungan bagaimana pasien harus diobati,” begitu ungkap Martin Landray selaku deputi kepala peneliti percobaan ini.
Kombinasi obat Lopinavir-ritonavir tidak menurunkan laju kematian jangka pendek, mengurangi waktu untuk tinggal di RS, maupun menghambat laju perkembangan penyakit. 

RECOVERY Oxford  yang merupakan sebuah percobaan besar yang telah melibatkan 11.800 pasien secara acak dari Inggris telah melakukan evaluasi terhadap sejumlah percobaan untuk pengobatan Covid-19 yang telah diusulkan. Hasilnya 1.596 pasien  yang diobati dengan lopinavir-ritonavir, dan 3.376 pasien dengan pengobatan biasa. Para peneliti University of Oxford mempublikasikan percobaan ini setelah dikaji oleh sebuah komite Independen. 

Diterbitkan oleh the New England Journal of Medicine edisi Maret bahwa sebuah studi lain lebih kecil ikut membenarkan mengenai lopinavir-ritonavir tidak membantu penyembuhan pasien Covid-19.
Hasil percobaan yang menunjukkan jika obat antimalaria hidroksiklorokuin tidak efektif untuk pengobatan Covid-19 telah diterbitkan Oxford, awal Juni lalu. Hal tersebut bertolak belakang dengan Donald Trump yang malah meminum obat tersebut sebagai langkah pencegahannya.

Diperkirakan oleh Milken Institute bahwa pada saat ini telah diperoleh hampir 260 cara untuk pengobatan dan telah ditemukan 170 vaksin yang sedang dikembangkan. Namun belum satupun vaksin yang mendapat persetujuan meskipun pada Minggu (28/6) China telah mengumumkan persetujuan pengeluaran vaksin terhadap sebuah kandidat vaksin yang akan digunakan oleh pihak militer.

Baca Juga : Bermunculan Klaim Obat Penawar Covid-19, Benarkah?