INSPIRE : Yoyo Yogasmana Humas di Kasepuhan Ciptagelar.
Lifepod.id - Yoyo Yogasmana, tatapannya yang ramah dan gemar tersenyum, beliau adalah seorang tokoh di kampung adat Ciptagelar. Pada 2008, Kang Yoyo, sapaan akrabnya, menemukan Ciptagelar dan merasa disinilah rumah yang sebenar-benarnya rumah bagi keluarganya.

Yoyo Gasmana (Yoyogasmana) lahir pada tahun 1970. Selama 1989-1996, Yoyo mendapat pendidikan seni di Jurusan Seni Rupa IKIP Bandung. Kemudian Yoyo juga mengikuti residensi pada "Aozora Art Program" di Nagano-shi, Jepang (2003) dan di Cave Gallery, Brooklyn, New York, Amerika (2005). Pada tahun 2016, Yoyo aktif sebagai penasehat dan juru bicara Kasepuhan Ciptagelar / Kasepuhan Banten Kidul di Banten.
Sejak itu, beliau tinggal dan mendalami adat Ciptagelar hingga sekarang. Pengetahuan Seni, budaya, filosofi, bahkan teknologi modern yang ada dikepalanya seperti berputar mengelilingi dan membentuk sistem kosmosnya sendiri.
Berpengetahuan luas, melek teknologi, jago bahasa Inggris, dan sering menjadi pembicara maupun performer seni di luar negeri. Itulah sosok Yoga Yogaswana. Karena itulah beliau bisa menjadi tokoh yang cukup penting di Kasepuhan Ciptagelar sekaligus seniman kenamaan dari tanah Pasundan.
Yoyo telah mengadakan art-performance dan workshop di berbagai negara, antara lain dalam "International Artistic workshop" di ASTI (1993); "Performance Art Workshop" di Taipei (2002); "Performance Workshops" di BPS Studio, Taiwan (2003); "Performance Art Lecturing" di Temple University, Philladephia, Amerika (2005); dan "Performance Art workshop" di Articule Gallery Montreal, Canada (2006). Art-performance karya Yoyo dianggap menarik karena seringkali melibatkan interaksi dengan penonton.
Dalam Bafv-NAF #1 di Bandung (2002), Yoyo menunjukan karyanya berjudul "Krisis". Dalam video-art tersebut Yoyo dinilai mencoba untuk menggunakan indera dari para penonton dalam berkarya melalui medium body-ekspression. Karya tersebut mengangkat tema hubungan antar manusia, dengan tujuan untuk melihat karakter manusia dalam memaknai seni dan hidup.
Sebagai seniman sekaligus orang kepercayaan sang pemimpin adat, kehidupannya tak berbeda dengan warga lain di Kasepuhan Ciptagelar yang penuh kesederhanaan.
berperan sebagai Humas Peran Yoyo sehari-hari dalam kehidupan masyarakat Ciptagelar cukup banyak dan penting. Selain Humas, dia menjadi semacam kepala riset, juru bicara, penerjemah, engineer, serta seniman Kasepuhan Ciptagelar.
Sebagai kepala riset, Yoyo bertugas membangun dan mengembangkan berbagai teknologi terapan, terutama yang berhubungan dengan teknologi digital. Di dalam rumah yang sekaligus studio dan stasiun pemancar TV buatan mereka, terdapat berbagai perlengkapan siaran sederhana. ’’Transmiter untuk nyiarinnya itu saya buat sendiri dari komponen-komponen barang yang udah nggak kepakai,’’ ungkap pria berambut panjang tersebut.
Tentang Kasepuhan Adat Ciptagelar
dokumentasi : https://www.vice.com/
Kasepuhan Ciptagelar sendiri merupakan kampung adat yang memilih hidup berdasarkan tata laku Sunda. Kasepuhan yang secara administrasi masuk dalam kawasan Kampung Sukamulya, Desa Simaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi ini ditinggali sekitar 29.000 warga yang hidup dari hasil panen sendiri.
Dalam satu tahun, masyarakat Ciptagelar mengadakan 30 upacara adat, termasuk upacara Haruka Huma, Tutup Nyambut, dan Seren Taun. Haruka Huma adalah sedekah bumi untuk hasil panen non-padi, sedangkan Tutup Nyambut merupakan penanda berakhirnya musim tanam padi, sementara Seren Taun adalah upacara yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas panen raya yang berlimpah.
Kasepuhan Cipatgelar kini dipimpin seorang ‘Abah’ yang baru berusia 37 tahun. Meski masih muda, Abah berhasil membawa Ciptagelar mencapai swasembada pangan dengan memiliki stok beras selama 3 tahun di 8.000 lumbung.
Cek Berita dan Artikel yang lain :