Jawaban Wakil Ketua DPR RI Atas Aksi Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law Cipta Kerja 16 Juli 2020
<b>Lifepod.id</b> - Sebagai respon penolakan atas <i>omnibus law</i> RUU Cipta Kerja yang sedang dibahas pemerintah dan DPR, kemarin sekitar lima ribu orang terdiri dari mahasiswa, masyarakat sipil, buruh hingga petani lakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR hingga malam sekitar 19.30 WIB.
Gallyta percaya tekanan kuat dari masyarakat akan menjadikan pemerintah dan DPR akan membatalkan pembahasan omnibus law RUU Cipta Kerja.
Pada aksi unjuk rasa kemarin para buruh juga memberikan kertas posisi atau kajian mengenai tentang omnibus law RUU Cipta Kerja dari berbagai bidang, seperti ketenagakerjaan, perempuan, demokrasi, petani hingga persoalan agraria.
BEM UI : RUU Cipta Kerja Dianggap Tak Berpihak pada Publik
Menurut hasil kajian dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dan lembaganya RUU Cipta Kerja berpotensi mengancam lingkungan hidup dan tidak berpihak ke mahasiswa. Selain itu dalam pembahasannya RUU Cipta Kerja juga tidak melibatkan masyarakat serta tidak berpihak kepada publik.
Aksi unjuk rasa ini juga diikuti oleh sejumlah BEM dari beberapa kampus di Jabodetabek seperti Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pakuan Bogor dan Universitas Nasional Jakarta, tambah Fajar.
Wakil DPR: RUU Cipta Kerja dan RUU Haluan Ideologi Pancasila Akan Dibahas Lebih Lanjut
Setelah aksi berlangsung selama dua jam sekitar dua puluh perwakilan buruh akhirnya diberi kesempatan untuk menemui sejumlah perwakilan DPR. Hasilnya Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menerima aspirasi dari masyarakat dan rencananya akan menggelar pertemuan lanjutan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Dasco sebelumnya juga memastikan dalam Rapat Paripurna agar tidak ada pengesahan omnibus law RUU Cipta Kerja dan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang ditolak oleh pihak-pihak terkait.
Baca Juga : 6 Aturan Omnibus Law yang Dianggap Merugikan Pekerja
Baca Juga : Omnibus Law Menjadi Jawaban Masalah Ekonomi Indonesia?