Jokowi Resmikan Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Indonesia

<b>Lifepod.id</b> - Presiden Joko Widodo resmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk pembangunan pabrik baterai mobil listrik LG hasil investasi dari konsorsium LG Energy Solution dan Hyundai ini dibangun di Karawang, Jawa Barat(15/9).

Jokowi Resmikan Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Indonesia

Proyek pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik ini akhirnya bisa terealisasi setelah sebelumnya dilakukan penandatanganan MoU antara Kementerian Investasi dan konsorsium Hyundai serta LG pada Desember 2020.

Proyek yang dijalankan konsorsium LG dan Hyundai ini terdiri dari Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution. Konsorsium Korea Selatan ini bermitra dengan Indonesia Battery Corporation yang beranggotakan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara, dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.

Lewat peresmian pembangunan pabrik PT HKML BatteryJokowi mengungkapkan harapannya agar dikemudian hari Indonesia dapat mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas untuk masuk ke hilirisasi masuk ke industrialisasi. Sehingga menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis kepada pengembangan inovasi teknologi.

“Oleh karena itu, strategi bisnis besar negara adalah keluar secepatnya dari jebakan negara pengekspor bahan mentah. Melepaskan ketergantungan pada produk-produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan sehingga bisa memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi yang semakin tinggi,” tuturnya.

Presiden Jokowi dalam pidatonya juga mengatakan jika pabrik itu tidak hanya akan menjadi yang pertama di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara.

“Kita patut bersyukur hari ini bisa menyaksikan groundbreaking (peletakan batu pertama, red) pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia dan bahkan yang pertama di Asia Tenggara dengan nilai investasi sebesar USD1,1 miliar,” ungkap Jokowi

Jokowi yakin sebagai negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia,  Indonesia bisa menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel seperti baterai litium, baterai listrik, dan baterai kendaraan listrik dalam kurun waktu 3-4 tahun mendatang. Menurutnya, hilirisasi industri nikel akan meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan.

“Jika diolah menjadi sel baterai nilainya bisa meningkat 6-7 kali lipat. Dan jika menjadi mobil listrik akan meningkat lebih besar lagi nilai tambahnya yaitu 11 kali lipat. Selain itu, pengembangan industri baterai juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari industri turunan yang menggunakan baterai seperti investasi motor listrik, bus listrik dan industri mobil listrik,” katanya.

Baca Juga : Go Global Produk Dekranasda Kota Depok melalui Indonesia In Your Hand

Baca Juga : Vaksin Covid-19 Saat Flu, Apa Bisa?