Jokowi Ungkap Alasan RI Masih Terus Impor Garam

<b>Lifepod.id</b> - Meskupun Indonesia terdiri dari wilayah perarian yang luas, Presiden Jokowi sebut alasan impor mengapa Indonesia sampai saat ini masih saja impor garam dari luar negeri.

Jokowi Ungkap Alasan RI Masih Terus Impor Garam

 

Jokowi menjelaskan jika impor garam itu masih dilakukan adalah karena produksi garam dalam negeri yang sampai saat ini masih rendah.

Sayangnya, di tengah masalah ini pihak terkait tidak pernah mencari penyelesaiannya. Hal ini bisa dilihat dari total kebutuhan garam nasional yang mencapai 4 juta ton per tahun.

Sedangkan produksi garam dalam negeri hanya mampu memenuhi 2 juta ton setara dengan  50% kebutuhan garam di Indonesia.

"Masih rendah produksi garam nasional kita, sehingga yang kemudian dicari paling gampang yaitu impor garam. Dari dulu begitu terus dan tidak pernah ada penyelesaian," katanya saat membuka Rapat Terbatas tentang Percepatan Penyerapan Garam Petani di Jakarta, Senin (5/10). 

Atas dasar itu Jokowi meminta para menterinya agar segera melakukan pembenahan pada produksi garam nasional. Pembenahan yang ia minta mulai dari rantai pasok hulu sampai hilir.

Jokowi mengatakan kepada para menterinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melakukan pembenahan tersebut.

Pertama, melihat lagi ketersediaan lahan produksi garam. Kedua, mempercepat integrasi antara upaya ekstensifikasi lahan garam rakyat yang ada di 10 provinsi dengan upaya intensifikasi.

"Harus ada upaya betul untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas garam rakyat. Artinya penggunaan inovasi teknologi produksi terutama washing plan harus betul-betul dikerjakan sehingga pasca produksi bisa memberikan ketersediaan terutama dalam gudang penyimpanan," katanya.

Jokowi juga meminta para menterinya agar membantu para petani garam dalam meningkatkan kualitas produksi mereka karena saat ini kualitas garam petani dalam negeri masih rendah. Hal tersebut menjadikan garam para petani dalam negeri susah diserap oleh sektor industri.

"Data yang saya terima per 22 September, masih 738 ribu ton garam rakyat yang tidak terserap industri kita. Ini agar dipikirkan solusinya, sehingga rakyat garamnya bisa terbeli," katanya.

 

Baca Juga: Trump dan Ibu Negara AS Dinyatakan Positif COVID-19

Baca Juga: KPK Selidiki Dugaan Korupsi PT PINS (Anak Usaha PT Telkom)