Kasus COVID-19 di China Masih Meningkat, Ilmuwan Khawatir Vaksin Tidak Mempan

<b> Lifepod.id </b> - Di China dilaporkan terjadi lonjakan kasus COVID-19 dalam 5 bulan terakhir. Hal ini dipicu peningkatan infeksi di Provinsi Hebei, di sekitar Ibukota Beijing.

Kasus COVID-19 di China Masih Meningkat, Ilmuwan Khawatir Vaksin Tidak Mempan

 

Dalam laporan disebutkan jika Provinsi Hebei menyumbang 51 kasus dari 52 kasus lokal yang dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional. Untuk laporan sehari sebelumnya ditemukan ada 20 kasus.

Ini merupakan lonjakan terbesar yang terjadi dalam lima bulan terakhir setelah sebelumnya ditemukan 127 kasus harian pada 30 Juli 2020.

Jumlah pasien tanpa gejala, yang telah terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit tetapi belum menunjukkan gejala apa pun, juga meningkat menjadi 79 dari 64 hari sebelumnya.

Pihak berwenang di Shijiazhuang, Ibu Kota Hebei, tempat sebagian besar kasus baru berada, telah meluncurkan sistem uji massal drive thru dan melarang pertemuan untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Di bagian daerah lainnya yaitu Kota Dalian, Provinsi Liaoning ditemukan juga kasus infeksi lokal dalam beberapa hari terakhir. Untuk penduduk yang berisiko terinfeksi dilarang untuk meninggalkan kota.

Pihak berwenang di Provinsi Guangdong pada Rabu (06/01) malam menemukan seorang pasien yang terinfeksi dengan varian virus corona yang lebih menular yang ditemukan di Afrika Selatan.

 

Baca juga: Jokowi Akan Menjadi Orang Pertama Disuntik Vaksin COVID-19

 

Beberapa ilmuwan menyebut jika bisa saja vaksin COVID-19 yang saat ini dikembangkan belum cukup kuat untuk melindungi varian sebab virus telah mengalami mutasi tertentu.

Virus corona sendiri sudah ditetapkan menjadi pandemi global sejak menyerang dunia pada 2020 awal, hingga kini virus ini terus bermutasi dan menciptakan varian baru.

Ilmuwan juga telah memperingatkan bila mutasi virus ini semakin memperburuk gelombang COVID-19. Di penghujung tahun 2020, kemunculan mutasi virus corona baru dari SARS-CoV-2 di Inggris telah menjadi ancaman baru.

Dengan cepat, bentuk mutasi virus COVID-19 yang disebut dengan B.1.1.7 menggantikan varian sebelumnya, dan kemungkinan virus baru ini menjadi pertanda fase pandemi baru yang sangat berbahaya.

“Satu kekhawatiran bahwa B.1.1.7 sekarang ini akan menjadi varian global yang dominan dengan transmisi yang lebih tinggi dan itu dapat mendorong gelombang lain yang sangat buruk,” ujar Jeremy Farrar, ahli penyakit menular di Wellcome Trust (06/01).

Kemunculan varian baru dari virus corona, mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk lebih memperkuat langkah-langkah pengendalian pandemi ini.