Lontong Kariang, Kuliner Bonjol yang Bertahan Ratusan Tahun

<b>Lifepod.id</b> - Lontong kariang yang ada di Pasar Equator Bonjol, Nagari Ganggo Mudiak, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat, merupakan kuliner khas yang mampu bertahan sejak ratusan tahun lalu hingga saat ini.

Lontong Kariang, Kuliner Bonjol yang Bertahan Ratusan Tahun
Foto: Antarasumbar/Septria Rahmat

Sajian lontong kering tanpa kuah itu biasa dijual seharga Rp5.000-an.

“Makanan lontong kariang atau lontong kering tanpa kuah khas Bonjol, Kabupaten Pasaman ini sudah sejak lama dijual turun-temurun dari nenek, orangtua, hingga saya sendiri, lamanya itu sekitar seratus tahun,” kata Pedagang Makanan Elvi di Pasar Equator Bonjol, Rabu (3/11).

Pada zaman dulu, neneknya menjual ontong kariang seharga Rp1.500 satu porsi, saat ini dijual satu porsi seharga Rp5 ribu.
Ia menjelaskan resep lontong kariang yakni lontong diberi sambal sayur nangka yang telah dikeringkan lalu dicampur dengan kelapa marandang setelah dibungkus dengan pisang.

Selain lontong kariang, ada juga yang dijual antara lain kue basuang seporsi Rp2 ribu, kue berbentuk pari atau pare berwarna merah isi kelapa satu buah seharga seribu. 

Pembeli makanan lontong kering ada dari luar daerah antara lain Bukittinggi, Padang, Pasaman Barat, Payakumbuh, pembeli mengetahui lontong kering ini dari media sosial.

Karena penasaran bagaimana rasanya pembeli rela datang jauh-jauh ke Kabupaten Pasaman hanya untuk membeli lontong kariang miliknya. Penjualnya meningkat saat pandemi, kadang dalam sehari saja pendapatan dari hasil penjual bisa mencapai Rp700 ribu dengan modal Rp200 ribu,” ujarnya.

Setiap ia menjual, lontong kering miliknya habis terus tidak ada yang tersisa. Dia menjual dari pagi hingga siang. 

Sementara, seorang pembeli warga Pasaman, Syahrul mengatakan makanan tradisional ini rasanya enak, setiap beroperasi pasar Equator Bonjol, saya sering membeli makan lontong kering ini untuk sarapan.

Baca Juga :