LPEM UI: Kolaborasi GoTo Tambahkan Stimulus Rp 35 Triliun ke Ekonomi Indonesia

<b> Lifepod.id </b> - Dampak positif kehadiran GoTo (Gojek-Tokopedia) terhadap perekonomian Indonesia dinilai signifikan. Entitas kerja sama ini dinilai dapat berkontribusi Rp35 triliun untuk ekonomi Indonesia.

LPEM UI: Kolaborasi GoTo Tambahkan Stimulus Rp 35 Triliun ke Ekonomi Indonesia

 

Ekonomi Digital LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Chaikal Nuryakin mengatakan kehadiran GoTo memunculkan integrasi ekonomi. Artinya kolaborasi ini akan meningkatkan efisiensi di tingkat entitas perusahaan baru dan menurunkan biaya yang dikenakan kepada pengguna.

"Dengan adanya kolaborasi keduanya juga mampu menarik UMKM konvensional untuk bertranformasi ke digital," ungkap Chaikal dalam seminar virtual 'Dampak Merging Antara Platforms: Studi Kasus Gojek dan Tokopedia' yang diselenggarakan LPEM FEB UI.

Dari riset LPEM FEB UI sebelumnya, kontribusi pra kolaborasi Tokopedia sebesar 1,1% (LPEM UI, 2019) dan Gojek sebesar 0,7% (LD FEB UI 2019) terhadap PDB Nasional atau secara total 1,8% dari PDB Nasional.

Sedangkan dalam riset terbaru hari ini, diungkapkan kontribusi total Gojek dan Tokopedia pasca kolaborasi akan sebesar 1,9% sampai 2,1% dari PDB Nasional.

"Terdapat stimulus sebesar Rp 17 triliun sampai Rp 35 triliun kepada perekonomian dari kolaborasi Tokopedia dan Gojek," jelasnya.

Seiring waktu, Chaikal meyakini, dampak positif kolaborasi GoTo akan semakin berkembang terhadap perekonomian Indonesia karena keduanya sedang terus bertumbuh. Selain itu, diyakini juga akan berdampak positif terhadap peningkatan inklusi keuangan Indonesia.

"Memang salah satu hasil studi kami menghasilkan kesimpulan bahwa e-Commerce meningkatkan inklusi keuangan Indonesia. Baik dari segi penggunaan maupun dari segi kepemilikan.

Kita tahu ini kan target pemerintah untuk masyarakat Indonesia bisa masuk ke industri keuangan. Misalnya untuk distribusi bantuan pemerintah dan untuk akses terhadap modal usaha masyarakat UMKM,” jelas Chaikal.

Peran inklusi keuangan tersebut kemudian bisa dimaksimalkan oleh Gojek dalam kolaborasi GoTo karena Gojek sudah memiliki layanan pembayaran digital.

"Kami dari OJK juga melihat inovasi keuangan yang bisa muncul dari sinergi platform ini,” ucap Kepala OJK Institute, Agus Sugiarto, saat memberikan sambutan pada kesempatan yang sama.

Potensi inovasi dimaksud, menurutnya, seiring dengan cashless maupun non-physical transaction yang semakin besar.

"Kita berharap dengan munculnya GoTo ini ekonomi digital kita semakin maju. Kalau berkaca pada Global Competitiveness Index dari negara Indonesia masih jauh di level ASEAN maupun global. Kita berharap GoTo ini bisa membuat Global Competitiveness Index kita semakin maju,” ucapnya.

 

Baca juga: Ternyata Bukan Indonesia yang Memiliki Saham Terbesar di GoTo