Melanie Perkins, CEO Canva sekaligus Miliarder Termuda di Australia

<b> Lifepod.id </b> - <i>Platform</i> desain gratis, Canva, berhasil membuat pendiri sekaligus CEO-nya, Melanie Perkins, menjadi orang terkaya ke-3 di Australia. Bagaimana kisahnya?

Melanie Perkins, CEO Canva sekaligus Miliarder Termuda di Australia
Img. Melanie Perkins | SXSW Sessions

Selama pandemi COVID-19 berlangsung, penggunaan Canva justru meningkat hingga 50%. Bahkan tercatat pada akhir Juni kemarin, nilai Canva setara dengan Rp 87,2 triliun, meningkat US$ 3,2 miliar dari sebelumnya.

 

Miliarder Termuda di Australia

Peningkatan ini didasari pengguna yang menyadari pentingnya sebuah platform desain yang kolaboratif serta terjangkau di tengah pandemi. Semua poin itu dimiliki oleh Canda.

Dilansir dari Daily Main, kekayaan pendiri Canva mencapai Rp 36,3 triliun. Hal ini menjadikan dia sebagai miliarder termuda di Australia. Tak hanya itu, ia merupakan CEO wanita termuda yang mengelola tech startup dengan nilai diatas US$ 1 miliar.

 

Lika-Liku Perjalanan Canva

Saat berusia 19 tahun, Melanie berkesempatan untuk mengajar di University of Western Australia. Disana ia mendapat tanggung jawab di desain komputer.

Melanie menyadari jika pembuatan suatu desain tidaklah sesederhana kelihatannya. Dari situ ia mempunyai keinginan untuk bisa membangun suatu bisnis yang bergerak di bidang grafik desain.

Di tahun terakhirnya kuliah 2007 lalu, ia menunda studinya untuk fokus pada perusahaan yang bergerak pada desain buku tahunan miliknya, yakni Fusion Yearbooks. Ia memulai langkahnya dari ruang tamu rumahnya sendiri.

Dan, Fusion Yearbooks masih beroperasi dan menjadi penerbit buku tahunan terbesar di Negeri Kangguru tersebut.

Perjalanan Melanie untuk mewujudkan mimpinya penuh dengan penolakan. Saat 2012 lalu, ia beserta pacarnya, Cliff Obrecht, yang kini menjadi tunangannya mendirikan Canva.

Melanie kesulitan untuk menjangkau investor di bidang teknologi sebab ia tinggal di Australia. Karena itu, Melanie nekat tinggal bersama saudaranya di San Fransisco selama tiga bulan untuk bisa mengajukan proposal ke lebih 100 investor.

Untuk mendapatkan suntikan dana Canva jadi tantangan sulit. Ia mengalami penolakan. Dari situ juga, Melanie belajar untuk memperbaiki dan mengembangkan konsep bisnisnya lebih matang lagi.

Setelah berkali-kali penolakan, akhirnya ada kabar bahagia juga. Canva berhasil mengumpulkan sekitar US$ 3,5 juta dari investor Australia. Canva juga sukses menggandeng aktor Woody Harrelson dan Owen Wilson untuk berinvestasi karena ide Canva.


Keunggulan Canva

Meski diluar sana banyak terdapat juga platform desain sejenis, namun yang menjadikan Canva berbeda dan dipilih penggunanya sebab menyediakan penyelesaian atas masalah.

Kami ingin Canva menjadi tempat yang dapat dikunjungi, kata Melani, dan karenanya kami membuatnya gratis digunakan.

Untuk bisa mengakses ilustrasi premium juga harga yang dikeluarkan juga sangatlah terjangkau, $1. Dengan segala kemudahan ini, Canva banyak dipilih sebagai platform edit populer.

Berkat itu, Canva sering dinobatkan sebagai tempat kerja terbaik di Australia dan bertengger di urutan pertama “2018 Top Australian Startups” yang dirilis oleh LinkedIn.


Pesan dari Melanie

Menjadi entrepreneur wanita di dunia bisnis yang didominasi pria bukanlah menjadi penghalang, memang prosesnya sulit, namun bukan berarti tidak bisa terwujud.

Salah satu saran yang diberikan Melanie atas kesuksesannya adalah untuk berani memulai. Jika terus terpaku memikirkan kemungkinan gagal, maka tidak akan melangkah maju. Cukup percaya diri dan banyak belajar untuk mewujudkan apa yang kita inginkan.[]

 

Baca juga: Kini Edit Konten TikTok Makin Mudah dengan Canva