Meningkat, Varian Delta Tersebar di 9 Provinsi Berikut Ini

<b> Lifepod.id </b> - Virus corona varian Delta (B.1.617) yang pertama kali terdeteksi di India telah banyak terdeteksi di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI mencatat kasus positif varian Delta di Indonesia mencapai 160 kasus yang tersebar di 9 provinsi.

Meningkat, Varian Delta Tersebar di 9 Provinsi Berikut Ini

 

Lokasi Kasus Corona Varian Delta

Sebelumnya per 18 Juni 2021 varia Delta telah terdeteksi di 6 provinsi, namun kini jumlahnya meningkat.

Total kasus tersebut terdeteksi dari proses Whole Genome Sequencing (WGS) per 20 Juni 2021.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyebutkan varian Delta telah terdeteksi di 9 provinsi.

“Di Banten, DKI, Gorontalo, Jateng, Jabar, Kaltim, Kalteng, dan Sumsel,” ungkapnya.

Kasus varian Delta merupakan kasus terbanyak dari tiga varian yang tergolong ‘Variant of Concern (VoC). Dua varian lainnya yaitu kasus B117 Alfa sebanyak 45 kasus dan 6 kasus B1351 Beta.

Di Banten, Kemenkes menemukan kasus varian Delta. Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Astuti, mengatakan varian tersebut ditemukan pada warga Perumahan Pondok Jagung, Kelurahan Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.

“Ada pasien yang positif varian baru. Yang B117 pulang dari Arab Saudi. Kemudian yang B1617 penularan dari anaknya yang tinggal di Jakarta,” katanya.

Daerah yang melaporkan temuan kasus varian Delta dari penelusuran whole genome sequencing paling banyak adalah Jawa Tengah. Adapun rincian jumlah kasusnya adalah sebagai berikut:

  1. Banten: 2 kasus
  2. DKI: 48 kasus
  3. Gorontalo: 1 kasus
  4. Jawa Tengah: 80 kasus
  5. Jawa Timur: 10 kasus
  6. Jawa Barat: 1 kasus
  7. Kalimantan Timur: 3 kasus
  8. Kalimantan Tengah: 3 kasus
  9. Sumatera Selatan: 3 kasus

 

Baca juga: Sudah Vaksin, Ratusan Nakes Terjangkit COVID-19

 

Karakteristis Virus Corona Varian Delta

Virus Corona varian Delta memiliki sejumlah karakteristik mutasi, yang membuat varian tersebut berbeda dan lebih berbahaya strain asli virus corona SARS-CoV-2.

Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM Gunadi menjelaskan berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa sebab yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya.
Gunadi mengatakan, varian Delta berhubungan dengan usia pasien.

“Semakin tua pasien Covid-19, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut,” kata Gunadi.

Varian Delta diketahui dapat menginfeksi kembali pasien Covid-19. dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien. Padahal, menurut Gunadi, seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien akan mendapatkan antibodi secara alami.

Gunadi juga mengatakan, varian Delta dapat menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua, meskipun sudah di vaksin dua dosis.

“Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia, karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular Covid-19 apalagi varian Delta,” ujar Gunadi.

 

Baca Juga: Melonjaknya Kasus Covid-19 di Indonesia, Lockdown Regional Jadi Jalan Tengah