Proyek MRT Jakarta Fase 2 Terancam Mundur, Ternyata Ini Penyebabnya

<b> Lifepod.id </b> - William Sabandar selaku Direktur PT MRT Jakarta (Perseroda) mengungkapkan adanya kemunduran dalam pembangunan MRT Jakarta Fase 2.

Proyek MRT Jakarta Fase 2 Terancam Mundur, Ternyata Ini Penyebabnya
img. Rangkaian kereta Mass Rapid Test (MRT) di Jakarta | Kompas/Garry Lotulung

Kendala yang dihadapi dalam pengerjaan beberapa paket kontraknya. Salah satu penyebabnya adalah pandemi COVID-19 saat ini.

"Terdapat kendala atas pengadaan paket kontrak CP202, CP205, dan CP206.” ujar William, “Salah satu penyebabnya karena pandemi COVID-19 yang tengah melanda sehingga menyebabkan risiko tinggi terhadap keseluruhan proyek MRT Jakarta Fase 2.” 

Pembangunan untuk CP 202 Stasiun Harmoni-Mangga Besar bisa saja molor hingga pertengahan 2027 mendatang. Hal ini dikarenakan peserta lelang (kontraktor) meminta waktu penyelesaian lebih panjang.

Ternyata faktor yang ditemukan tidak hanya COVID-19 saja, namun dalam evaluasi juga ditemukan risiko tinggi dalam konstruksi di lapangan.

Proyek CP 205 terkait perkeretaapian dan rel juga menemui kendala. Ada produk komunikasi tertentu yang tidak bisa disediakan kontraktor Jepang. Kendala terbaru yang ditemukan adalah peserta lelang melihat adanya risiko interfacing (tumpang tindih) antar pekerjaan paket sipil dan paket sistem perkeretaapian.

Namun, PT MRT Jakarta (Perseroda) memutuskan tanggal pemasukan penawaran CP205 di tanggal 26 Oktober 2020 dan telah meminta konfirmasi kesediaan para peserta lelang untuk memasukkan penawaran pada tanggal tersebut.

Sebagian peserta lelang telah memberikan konfirmasinya pada hari ini untuk mengupayakan yang terbaik guna memasukkan penawaran pada 26 Oktober 2020.

“Kami meminta komitmen penuh dan realisasi dari para Peserta Lelang untuk dapat memasukkan penawaran pada batas waktu yang telah ditentukan tersebut,” ujar William.

Meski sudah sering dipromosikan kepada kontraktor Jepang, ternyata tidak ada ketertarikan para kontraktor untuk terlibat dalam proyek CP 206. Ini menjadikannya sebagai kendala yang perlu diselesaikan juga.

"Kondisi seperti ini terjadi karena pembangunan MRT Fase 2 dibiayai oleh JICA ODA Loan dengan skema Special Terms for Economic Partnership (Tied Loan) sehingga sangat terikat dengan kriteria Kontraktor Utama harus berasal dari Jepang,”ujar William.

Perkembangan terbaru untuk MRT Jakarta Fase 2 saat ini sudah mencapai 8,3 persen dalam proyek CP201 Stasiun Thamrin-Stasiun Monas.

 

Baca juga: Akhirnya LinkAja Resmi Jadi Metode Pembayaran Transjakarta

Baca juga: MRT Jakarta Kembali Beroperasi Normal Sehari Setelah Kerusuhan