Waspada! Ini Enam Ciri-ciri Toxic Relationship

Lifepod.id - Semestinya ketika menjalin hubungan dengan seseorang, perasaan menjadi menyenangkan karena akan saling menyayangi, mengasihi memberikan rasa Bahagia, aman. Tapi, ketika ada di sebuah hubungan yang toxic, pasti akan membuat salah satu pihak merasa tersiksa secara psikologis.

Waspada! Ini Enam Ciri-ciri Toxic Relationship

Perlu kamu pahami, jika toxic relationship bukan hanya terjadi di pasangan yang sudah menikah, tetapi juga bagi sepasang kekasih. Yang disayangkan, biasanya kedua belah pihak tidak sadar jika mereka dalam kondisi toxic relationship, saling menyakiti di sepanjang hubungan mereka, bahkan orang lain dapat menyadari kondisi hubungan mereka tapi mereka tidak.

Sebagai manusia kita tidak ada kemampuan untuk mengubah karakter dan prilaku manusia. Ketika kita menyayangi seseorang, mungkin kita akan berpikir kalau kita bisa menerima prilaku buruk pasangan kita, dan bisa memperbaikinya dengan sabar. Ternyata hal tersebut tidak benar.

Sebelum kamu terlalu lama dalam berhubungan dengan seseorang yang memiliki karakter yang dapat menyebabkan toxic relationship, pastikan kamu bisa mengindetifikasi tanda bahayanya dan pergi sebelum terlambat. Namun jika kamu sudah terlalu jauh dalam hubungan ini, carilah bantuan orang yang kamu percayai atau cari bantuan dari tenaga professional.

Violet Lim, Chief of Cupid dan CEO Lunch Actually, Dating Agency terbesar di Asia mengungkapkan tanda-tanda untuk mengetahui apakah kamu berada dalam toxic relationship.

1. Rasa Cemburu yang berlebihan dan Kurangnya Kepercayaan

Harusnya hubungan menjadi tempat yang aman untuk menjadi diri sendiri, memiliki seseorang yang bisa saling membantu, tumbuh bersama menjadi pribadi yang baik dari berbagai aspek.

Namun, dalam hubungan toxic relationship, mereka akan menjadi begitu kompetitif, dan bukan dengan cara yang sehat, sebab mereka tidak akan membiarkan pasangannya menjadi lebih baik atau bersama seseorang yang lebih baik dari mereka.

Kemudian, salah satu pihak akan merasa takut pasangannya meninggalkan mereka. Setelah itu, mereka akan mengendalikan pasangannya tentang siapa yang boleh ditemui, siapa yang harus disukai, dan tidak akan membiarkan pasangannya tumbuh menjadi pribadi yang baik sesuai dengan dirinya sendiri.

2. Tidak ada ‘Take and Give’, hanya ‘All Take, No Give’

Sehatnya sebuah hubungan adalah dimana kedua orang didalamnya merasa bahagia dengan saling memenuhi kebutuhan dan keinginan masing-masing. Ketika kamu merasa selalu menjadi pihak yang menyenangkan pasangan dan hanya memikirkan kebahagiaan untuk pasangan, tanpa memikirkan kebahagian diri sendiri, maka kamu harus menghentikannya.

Sering kita berpikir itu hal yang normal dan masih dapat di maafkan perilaku pasangan, dengan harap mereka akan berubah. Hal itu hanya akan berputar di tempat yang sama. Dalam hubungan yang tidak sehat, kamu hanya akan memberikan tanpa mendapatkan apa-apa dari pasanganmu.

3. Membuat Alasan atas Perilaku Buruk Pasangan

Pernah mendengar teman kamu mengkritik pasanganmu? Tapi kamu selalu berpendapat jika temanmu tidak mengenal pasanganmu seperti kamu mengenal pasanganmu, tapi dalam hati kecil kamu, pendapat itu tidak benar, itu adalah tanda bahaya. Saat kamu merasa terpaksa untuk membela pasangan, pikirkanlah Kembali tentang hubungan tersebut. 

4. Komunikasi Terasa Melelahkan

Komunikasi adalah kunci dalam setiap hubungan. Namun, ketika kamu merasa semua yang kamu katanya seolah berbalik melawan diri sendiri, kamu pasti akan mulai berhenti mencoba untuk mengatakan apa yang sebenarnya kamu rasakan hingga akhirnya kamu seperti menjadi orang yang bersalah.

5. Terus – menerus Merasa Terjebak

Setiap adanya pernyataan terasa seperti jebakan. Biasanya, pasangan akan memiliki pola yang sangat tertata dengan rapih ketika akan mengajukan pertanyaan. Semisal bertanya, “Kamu mau makan malam dengan aku?”. Namun, pernyatan justru di utarakan dengan “Apa kamu lebih senang kalau ada di depan TV di bandingkan makan malam sama aku?”. Lalu, ketika kamu menjawab pertanyaan itu selain dari apa yang diharapkan pasangan, itu akan menjadi bumerang untuk kamu.

6. Cara Saya atau Cara Saya?

Perilaku yang mengontrol dapat tumbuh menjadi sesuatu yang buruk. Cuma karena pasangan, tidak semestinya kamu harus setuju dengan semua yang dikatakan pasanganmu. Adanya perbedaan pendapat bukan berarti tidak mencintai. Yang betul adalah pasangan yang saling mendukung akan menghargai pendapat masing-masing, walaupun tidak setuju dengan hal tersebut.

Sumber: Femina 

Baca juga: