INSPIRE: Miranda Seftiana, Penulis Film “Jendela Seribu Sungai”

Lifepod.id - Miranda Seftiana merupakan penulis di balik novel yang berjudul "Jendela Seribu Sungai", kemudian novel tersebut diangkat menjadi sebuah film berjudul sama. Dalam artikel ini, Miranda membagikan pengalamannya dalam mewujudkan novel ini menjadi film dan pesan yang ia ingin sampaikan melalui tulisannya ini.

INSPIRE: Miranda Seftiana, Penulis Film “Jendela Seribu Sungai”
Foto: dok. Nurul Hana Wulandari

Film layar lebar “Jendela Seribu Sungai” telah tayang di bioskop tanah air mulai kemarin, 20 Juli 2023. Film hasil kerjasama Radepa Studio dengan Pemerintah Kota Banjarmasin ini bercerita mengenai anak-anak asli Banjarmasin yang berusaha mengejar impiannya.

Film “Jendela Seribu Sungai” sendiri merupakan film adaptasi dari novel berjudul sama. GenLife tau gak siapa sih penulis dari novel tersebut?

Dia adalah Miranda Seftiana, yang lahir di Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Miranda Seftiana membagikan pengalamannya bagaimana karya tulisannya dapat diproyeksikan menjadi sebuah film.

Ditemui di Cilandak saat Media Junket (04/07), ia mengakui untuk mewujudkan project ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Project ini sebenarnya umurnya delapan tahun sejak dicreate saat tahun 2015. Kemudian waktu penulisannya memakan waktu tiga tahun. Dua tahun untuk riset, satu tahun untuk nulis. Empat tahun kemudian baru dialihwahanakan ke film. Jadi nilai total waktu dengan tayangnya itu delapan tahun.”

Meskipun ia penulis dari novel tersebut, Miranda mengaku merasa minder kepada sang sutradara, Jay Sukmo.

“Ketemu Mas Jay dengan jarak produksi 4 tahun, ternyata lebih hafal Mas Jay isi novelnya. Mas Jay membacanya lebih berulang daripada saya.”

Ia pun membagikan pesan dari cerita “Jendela Seribu Sungai” yang ia tulis, yaitu tak ada mimpi yang terlalu besar, tak ada mimpi yang mustahil. Selama kita bersedia untuk memperjuangkannya.

Jika GenLife sudah menonton filmnya, pesan yang disampaikan oleh Miranda ini selaras apa yang dikatakan oleh tokoh Bu Sheila di dalam film, “Akan selalu ada celah bagi air untuk mengalir meskipun ketika kita menyangka seluruh saluran telah tutup.”

Ia juga menambahkan bahwa tiga tokoh anak-anak di dalam film ini mengajarkan bahwa semakin kita dewasa kita malah terkadang semakin takut untuk bermimpi, mimpi kita tidak bisa sepolos anak-anak ini. Tapi dari film ini kita dapat belajar tidak ada mimpi yang terlalu besar, selama kita mau memperjuangkannya.

Baca Berita dan Artikel yang lain :