"Pujaan Hatiku" (Alter Version) Satu-satunya Karya Monumental Jikustik dari 10 Tahun yang Lalu Hampir saja Menjadi Lagu Dangdut

Lifepod.id - Ketika pertama kali dirilis ke publik oleh Jikustik pada tahun 2013, lagu 'Pujaan Hatiku' yang diciptakan oleh Adhitya Bagaskara menjadi salah satu karya monumental era kedua Jikustik, setelah era vokalis Pongki Barata. Yang membuat 'Pujaan Hatiku' begitu istimewa bagi Jikustik adalah keberadaan beberapa part cengkok melayu dalam lagu ini, yang secara praktis sangat berbeda dari karya-karya Jikustik sebelumnya.

"Pujaan Hatiku" (Alter Version) Satu-satunya Karya Monumental Jikustik dari 10 Tahun yang Lalu Hampir saja Menjadi Lagu Dangdut
Dok. SABS Media

Setelah 10 tahun berlalu, lagu 'Pujaan Hatiku' akan menjadi single ketiga dari Mini Album 'Back 4 Good', yang akan dirilis bertahap hingga akhir tahun 2023 dengan judul 'Pujaan Hatiku (Alter Version)'. Pemberian judul 'Alter Version' tidak hanya menunjukkan makna sebagai Versi Alternatif, tetapi juga memiliki signifikansi khusus bagi Jikustik yang memasuki era ketiga pada tahun 2023. 

"Ada cerita menarik yang belum diketahui oleh para penggemar karya Jikustik. Ketika lagu 'Pujaan Hatiku' selesai saya ciptakan, pernah ada rencana untuk dinyanyikan oleh seorang penyanyi dangdut yang sangat dikenal di kalangan pecinta musik Indonesia. Hal ini karena beberapa bagian dalam lagu ini memiliki nuansa cengkok Melayu yang kental," demikian disampaikan oleh Adhitya Bagaskara, pencipta lagu 'Pujaan Hatiku'. 

Proses kreatif dalam menciptakan lagu 'Pujaan Hatiku (Alter Version)' melalui serangkaian ide kreatif yang memakan waktu, mengingat karya ini sangat berbeda dari karya-karya sebelumnya yang dikenal dengan melodi dan lirik yang kuat. Keberadaan Icha Aji, yang kini menjadi vokalis utama Jikustik, akhirnya berhasil mengembalikan karya monumental ini ke akar musik Jikustik dari 27 tahun yang lalu. 

“Sebagai pencipta lagu, proses menciptakan aransemen dan gaya penyampaian baru dalam lagu ‘Pujaan Hatiku (Alter Version)’ ini begitu memuaskan karena kini lagu ini memiliki nuansa yang sangat berbeda. Saya hampir saja lupa bahwa lagu ini adalah hasil dari karya yang sama dengan yang saya ciptakan 10 tahun lalu,” tambah Adhitya Bagaskara. Dia juga merupakan keturunan langsung dari KH Ahmad Dahlan, pendiri pergerakan Muhammadiyah yang terkenal dengan kontribusinya yang sangat besar untuk Indonesia. Terutama dalam menyebarkan ajaran Islam yang moderat dan di bidang pendidikan. Hingga saat ini, hasil dari kegigihan kakek buyut Adhitya Bagaskara masih terasa, menjadikan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar dan berpengaruh di Indonesia.

Lagu ‘Pujaan Hatiku (Alter Version)’ memiliki makna mendalam bagi setiap anggota Jikustik. Seiring dengan usia 27 tahun di industri musik dan memasuki era ketiga perjalanan panjang Jikustik, hubungan di antara anggota band mengalir begitu alami. Karya yang dihasilkan bukan hanya tentang rekayasa musikalitas semata, tapi juga tentang kenyamanan berkarya bersama dalam sebuah keluarga. 

"Sebagai musisi, seluruh personel Jikustik memberikan yang terbaik untuk menciptakan karya ini. Khususnya Icha, yang berhasil membawakan lagu ini dengan begitu sempurna, menambahkan nuansa magis yang luar biasa. Semangat kami dalam 'Pujaan Hatiku (Alter Version)' seakan membawa saya kembali ke tahun 1996, di mana mimpi-mimpi kami sebagai musisi berada di puncak tertinggi," tambah Carlo, pemain drum dari Jikustik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain :