Google Doodle Kenang Penyair Legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Damono

Lifepod.id - Mesin pencarian google atau logo mesin pencarian doodle pada Senin (20/3), menampilkan seorang penyair Indonesia Sapardi Djoko Damono. Google Doodle Sapardi Djoko Damono itu untuk memperingati hari lahirnya pada 20 Maret 1940.

Google Doodle Kenang Penyair Legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Damono
Foto: Google

Mesin pencarian google atau logo mesin pencarian doodle pada Senin (20/3), menampilkan seorang penyair Indonesia Sapardi Djoko Damono.

Google Doodle Sapardi Djoko Damono itu untuk memperingati hari lahirnya pada 20 Maret 1940. Ketika kamu klik doodle maka akan ke luar seputar Sapardi Djoko Damono.

Sapardi Djoko Damono merupakan penyair yang masuk kedalam sastrawan Indonesia angkatan 70-an, dan telah menorehkan banyak karya dan penghargaan baik itu lokal maupun internasional. 

Penghargaan tersebut diantaranya adalah Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), SEA Write Award (Thailand, 1986), Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), Achmad Bakrie Award (Indonesia, 2003), Akademi Jakarta (Indonesia, 2012), Habibie Award (Indonesia, 2016), dan ASEAN Book Award (2018).

Google menggambarkan sosok Sapardi lengkap dengan topi, kacamata beserta buku dengan suasana 'hujan' yang merujuk pada salah satu karya populernya, Hujan Bulan Juni.

Dalam laman Wikipedia, Prof Dr Sapardi Djoko Damono (20 Maret 1940–19 Juli 2020) adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. 

Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian. Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum. Dalam dunia kesusastraan Indonesia, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an.

Saat itulah tercipta musikalisasi "Aku Ingin" oleh Ags Arya Dipayana dan "Hujan Bulan Juni" oleh Umar Muslim. Kelak, "Aku Ingin" diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi bagian dari soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti (1991), yang dibawakan oleh Ratna Octaviani.

Beberapa tahun kemudian, lahirlah album Hujan Bulan Juni (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu adalah bagian dari sejumlah penyanyi, yang merupakan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. 

Album Hujan dalam Komposisi menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama.

Karena banyaknya permintaan, album Gadis Kecil (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri atas Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, lalu dilanjutkan oleh album Becoming Dew (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu. Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata Ars Amatoria yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.

Sumber: [1][2]

Baca Berita dan Artikel yang lain :