Manfaat Effervescent Buah Jamblang untuk Kesehatan dan Sumber Pangan Lokal

<b>Lifepod.id</b> - Buah Jamblang atau yang disebut Juwet oleh masyarakat Jawa ternyata menyimpan banyak khasiat bagi kesehatan.

Manfaat Effervescent Buah Jamblang untuk Kesehatan dan Sumber Pangan Lokal

Buah Jamblang banyak mengandung nutrisi bagi tubuh seperti protein, vitamin C, B2 dan B3, serta beberapa mineral seperti fosfor dan zat besi. Kandungan antioksidan pada buah ini juga bermanfaat untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh.

Sayangnya saat ini buah Jamblang atau Juwet sudah mulai langka untuk ditemui. Rasanya yang asam dan sepet juga menjadi alasan minimnya konsumsi buah Jamblang pada masyarakat. Atas dasar tersebut untuk tetap mendapatkan khasiat dari buah Jamblang mahasiswa Fakultas Teknologi Universitas Surabaya, Linus Nara Pradhana menciptakan produk effervescent.
Linus melakukan penelitian dan pengolahan buah Jamblang sebagai terobosan untuk mengenalkan buah Jamblang kembali pada masyarakat utamanya generasi muda dalam rasa yang lebih diterima tanpa menghilangkan khasiat buah Jamblang tersendiri.

“Buah Juwet (Jamblang) itu ya seperti kita tahu agak langka sekarang, karena masyarakat banyak yang tidak mau untuk makan, salah satunya karena rasanya sulit diterima oleh sebagian besar orang, terutama anak muda, karena rasanya agak sepet, agak kecut. Jadi dari situ saya ingin memanfaatkan buah Jamblang atau buah Juwet ini, kita perbaiki rasanya, dan juga nanti dibentuk seperti serbuk sehingga nanti dia lebih praktis, jadi semua orang bisa lebih menikmati buahnya,” ujar Linus Nara Pradhana.

Mahasiswa Program Studi Biologi Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (UBAYA), Linus Nara Pradhana olah buah jamblang menjadi effervescent

Hal senada juga diungkapkan oleh Johan Sukweenadhi selaku Koordinator Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan, Fakultas Teknobiologi, Universitas Surabaya yang mengatakan jika senyawa antioksidan pada buah Jamblang didapatkan dari antosianin yang ada warna ungu buah Jamblang. Antioksidan tersebut membantu memperbaiki kondisi tubuh manusia agar tetap fit khususnya di masa pandemi ini.

“Warnanya yang menarik, warna ungu ini adalah sumber dari antosianin, adalah senyawa di banyak tanaman yang sebagai sumber antioksidan, dipakai untuk mencegah radikal bebas. Tubuh manusia sangat rentan menimbulkan banyak sekali radikal bebas kalau ada stres yang berkepanjangan. Stres bisa terjadi karena banyak hal, karena ada penyakit, karena memang tubuh itu sedang lemah, sedang ada regenerasi dan lain sebagainya, sehingga makanan-makanan yang kaya antioksidan seperti ini dapat mencegah timbulnya radikal bebas,” kata Johan Sukweenadhi.

Atas terobosannya mengangkat posisi pangan lokal sebagai sumber nutrisi dan obat-obatan bermanfaat bagi masyarakat, Johan sangat mengapresiasi karya Linus ini. Menurut Johan, eksplorasi bahan pangan lokal seperti Jamblang, Ciplukan, buah Naga, Terong, serta bahan pangan lainnya, nantinya juga diharapkan menjadi pencetus penelitian dan inovasi lainnya yang dapat menaikkan nilai manfaat tanaman pangan lokal dan meningkatkan perekonomian petani pembudidaya tanaman ini.

“Golongannya Juwet ini, Jamblang ya, termasuk yang jarang dipakai, jarang dimanfaatkan, sehingga harapannya masyarakat lain, milenial mungkin itu dapat lebih mengetahui, bahwa ada buah-buah, ada sumber makanan seperti ini. Banyak yang mengira kalau antosianin mungkin dari anggur saja, harganya segitu mahal, atau mungkin anggur kita masih tergantung pada impor. Kalau kita bisa punya sumber pangan lokal, yang nutrisinya tidak kalah dengan kualitas impor, kenapa tidak. Dalam arti nanti akan berimbas juga ke mereka-mereka yang petani lokal, yang membudidayakan ini,” terang Johan.

Linus berharap dengan diproduksi minuman kesehatan ini masyarakat Indonesia bisa semakin mengenal tanaman lokal yang memberikan manfaat kesehatan atau sebagai bahan pangan pengganti.

“Tentu ada rencana ke sana. Selain itu ada yang diimprovisasi juga masalah khasiatnya, karena masih tahap penelitian. Tahap ekstrasinya mungkin masih kurang sempurna, jadi banyak bahan yang hilang. Jadi, untuk saat ini masih belum bisa disebut minuman kesehatan, karena antioksidannya agak sedikit hilang. Tapi nanti kedepannya kita bisa fortifikasi lagi, jadi memang bisa benar-benar disebut sebagai minuman kesehatan,” pungkas Linus. 

Baca Juga : Kabar Gembira! Menu Chef Renatta Moeloek dan Chef Juna Makin Mudah Dinikmati

Baca Juga : 5 Makanan Sumatera Barat yang Wajib Dicoba