Uji Coba Bayar Tol Tanpa Berhenti Mundur
Lifepod.id - Uji coba bayar tol tanpa berhenti yang direncanakan akan dilaksanakan pada 1 Juni besok dinyatakan dibatalkan lagi. Hal ini dikabarkan karena kurangnya persiapan dan perbedaan visi yang terjadi antara pihak pelaksana dengan pihak kontraktor dari Hungaria.
Pada 1 Juni 2023 rencananya akan diadakan uji coba bayar tol tanpa berhenti atau sistem multi lane free flow (MLFF), namun rencana ini batal dilaksanakan. Direktur Utama Roatex Indonesia Toll System (RITS), Musfihin Dahlan, menyatakan kepastian penundaan ini.
Sistem MLFF yang direncanakan uji coba pada 1 Juni ini tadinya akan dilaksanakan pada Tol Bali Mandara. Namun, faktanya target ini harus berkali-kali mengalami pengunduran sejak sistem dirancang pada 2021.
Dilansir dari detik.com, pihak badan usaha pelaksana tak dapat melaksanakan uji coba ini lantaran adanya perbedaan visi yang terjadi dengan pihak kontraktor sistem asal Hungaria, Multi Contract Zrt. Sehingga masalah ini sulit selesai sebelum tanggal uji coba ditetapkan.
Musfihin juga melakukan permohonan maaf kepada pemerintah dan publik karena belum dapat memenuhi tenggat waktu 1 Juni dan hal tersebut tidak mungkin untuk dilakukan. Ia mengungkapkan alasannya perbedaan visi tersebut yang mengakibatkan pihaknya belum menerima implementasi sistem bayar tol tanpa berhenti.
Ia menjelaskan, sistem dari Hungaria tersebut harus diimplementasikan sama persis di Indonesia sementara ia pesimis akan hal tersebut mengingat Indonesia memiliki sistem dan peraturan yang berbeda. Di Hungari juga tol dikelola penuh oleh pemerintah, sementara di Indonesia, beberapa tol dikelola oleh pihak swasta. Pihak swasta tidak menyetujui hal ini karena takut hal tersebut malah merugikan pihaknya.
Key Performance Indicator (KPI) yang sudah disepakati dengan pemerintah pun tak dapat terpenuhi dengan menjamin pendapatan BUJT 100%, sedangkan sistem hanya menjamin 80% yang berarti akan kehilangan 20%nya.
Diskusi dengan board of director (BOD) juga berjalan tidak baik dari Agustus 2022. Di beberapa tahap, banyak yang tidak sesuai dengan standar. Namun, kontraktor mengatakan sistem sudah selesai dibuat, karena masih ada yang tidak sesuai dengan standar, mereka tidak menyerahkan repositori serta softcode dari sistem ini.
Sumber: [1]
Baca Berita dan Artikel yang lain :
