Bukalapak IPO, Achmad Zaky Menjadi Orang Terkaya di Indonesia Berharta RP 4,7 T

<b> Lifepod.id </b> - Dengan sejalannya Bukalapak yang makin melesat di bursa, pendiri Bukalapak Achmad Zaky menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Hal tersebut terjadi usai Bukalapak menjalankan aksi korporasi initial public offering (IPO) pada Jumat 6 Agustus 2021.

Bukalapak IPO, Achmad Zaky Menjadi Orang Terkaya di Indonesia Berharta RP 4,7 T

 

Pada tahun 2021 ini, Bukalapak menjadi perusahaan ke-28 yang melantai di bursa saham, dan mendapatkan kode saham BUKA. Menurut Kumparan, pada Jumat (6/8) lalu, saham BUKA naik 210 poin sebesar 24,71 persen dari Rp.850 menjadi RP. 1.060.

Dari hal itu, Bukalapak berhasil mengumpulkan dana segar sebesar USD1,5 miliar (setara Rp. 7,6 miliar). Zaky, saat ini menjabat sebagai penasihat perusahaan, setelah mengundurkan diri sebagai CEO Bukalapak akhir 2019 lalu.

 yang mengundurkan diri sebagai CEO Bukalapak awal tahun lalu tetapi tetap menduduki posisi penasihat, memiliki kekayaan bersih kurang lebih USD 330 juta atau setara Rp 4,71 triliun  dengan estimasi kurs 14.300 per dolar AS. Harta tersebut berasal dari 4,3 persen kepemilikan saham di Bukalapak.

Pria berusia 34 tahun ini adalah tokoh terkemuka dalam komunitas bisnis Indonesia karena keberhasilannya membangun Bukalapak dari awal yang sederhana menjadi pemain e-commerce terbesar ketiga di negara itu berdasarkan kunjungan web bulanan.

Zaky mencetuskan ide Bukalapak, yang artinya “membuka lapak”, sebagai cara untuk membantu para pedagang kecil meningkatkan penjualannya dengan menjual dagangannya di internet. Dia bekerja sama dengan teman sekolahnya Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid pada tahun 2010 untuk membangun situs web perusahaan dengan modal sekitar USD5.

Saat Zaky masih memimpin, Bukalapak masuk sebagai unicorn ketika valuasinya menembus angka US$1 miliar pada 2017. Di tahun yang sama, Zaky dan timnya meluncurkan platform online to offline yang dikenal sebagai Mitra Bukalapak. Platform ini memungkinkan kios-kios untuk menjual produk secara virtual kepada pelanggan dan juga menghubungkan pemilik toko dengan pemasok.

Pada Januari 2020, Zaky mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO setelah sepuluh tahun memimpin. Ia digantikan oleh Rachmat Kaimuddin, mantan direktur keuangan dan perencanaan di Bank Bukopin.