Cuaca Panas di Indonesia, Kemenkes Imbau Warga Banyak Minum Air Putih dan Pakai Tabir Surya

Lifepod.id -Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk waspada menghadapi cuaca panas yang belakangan terjadi di Indonesia. Warga diingatkan untuk menjaga kesehatan, apalagi jika kerap berada di luar ruangan.

Cuaca Panas di Indonesia, Kemenkes Imbau Warga Banyak Minum Air Putih dan Pakai Tabir Surya
photo : pexels.com/Tom Fisk

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini mengindikasikan cuaca panas yang tidak biasa di wilayah Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia. Menghadapi fenomena ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat waspada, utamanya ketika berada di luar ruangan.

Warga diingatkan menjaga kesehatan tubuh. “Memang cuaca panas beberapa hari ini dan ke depan sedang tidak biasa. Untuk itu mari kita ikuti tips agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada di luar ruangan,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril melalui keterangan tertulis, Selasa (25/4/2023).

Kemenkes menganjurkan masyarakat agar banyak minum air putih. Ini penting untuk mencegah dehidrasi di tengah cuaca panas.

Selain itu, warga diimbau untuk menghindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis. Disarankan pula untuk menghindari kontak dengan sinar matahari secara langsung. Oleh karenanya, penting memakai tabir surya atau sunscreen minimal 30 SPF.

Lebih lengkapnya, berikut panduan dari Kemenkes untuk menghadapi cuaca panas:

  • Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak. Jangan menunggu haus;
  • Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis;
  • Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi atau payung;
  • Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar;
  • Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas;
  • Sebisa mungkin berteduh diantara jam 11.00-15.00;
  • Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup;
  • Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum ke luar rumah;
  • Sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.

Kemenkes juga meminta masyarakat waspada jika muncul gejala sebagai berikut:

  • Keringat berlebih;
  • Kulit terasa panas dan kering;
  • Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat;
  • Kulit terlihat pucat;
  • Kram pada kaki maupun abdomen;
  • Mual, muntah, pusing;
  • Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat.


Jika muncul gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau spons basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air. Apabil masih bergejala, disarankan untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Adapun Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini tidak masuk dalam kategori gelombang panas.

Hal tersebut merujuk kepada karakteristik fenomena maupun karakteristik pengamatan suhu. “Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut," ujar Dwikorita dalam siaran pers BMKG, Selasa (25/4/2023).

Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Sedangkan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2 celcius melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023. “Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36 celcius di beberapa lokasi. Variasi suhu maksimum 34 celcius-36 celcius untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," jelas Dwikorita.

“Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November," lanjut dia.

Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh BMKG (@infobmkg)

Sumber : [1][2]

Cek Berita dan Artikel yang lain :