Jakarta Dinobatkan Menjadi Kota Paling Rentan Bahaya lingkungan di Dunia
<b> Lifepod.id </b> -Kota-kota di asia dilaporkan akan menghadapi risiko terbesar dari bahaya lingkungan, seperti panas ekstrem, perubahan iklim, dan bencana alam lainnya.
Perusahaan konsultan Verisk Maplecroft melaporkan kota-kota didunia yang memiliki risiko lingkungan. Laporan ini menobatkan Jakarta sebagai kota paling rentan di dunia terhadap risiko lingkungan. Di antara 100 kota yang paling berisiko, ada 99 diantaranya berda di Asia, urutan ke-37 di China dan 43 di India.
dan yang menarik adalah, Jakarta menempati posisi pertama kota dengan risiko bahaya lingkungan, Surabaya menduduki peringkat keempat, dan Bandung di peringkat delapan. Secara global laporan tersebut menemukan 414 kota diseluruh dunia, dengan populasi masing-masing lebih dari 1 juta ini berada di kondisi rentan polusi.
Berikut 10 kota teratas yang mengalami risiko paling besar di duni menurut Verisk Mapecroft.
- Jakarta, Indonesia
- Delhi, India
- Chennai, India
- Surabaya, Indonesia
- Chandigarh, India
- Agra, India
- Meerut, India
- Bandung, Indonesia
- Aligarh, India
- Kanpur, India
Ibu Kota Indonesia ini, dinobatkan sebagai kota paling berisiko secara global karena polusi udara yang parah, sebut laporan itu. Kota yang berpenduduk sekitar 10 juta orang ini juga mengalami lalu lintas padat dan rawan banjir karena dilaporkan menjadi salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia.
Disusul India, seperti Delhi, Chennai, Jaipur, Lucknow, Bengaluru, dan Mumbai yang termasuk diantara 30 tempat teratas yang paling berisiko. Ditambah lagi, adanya darurat kesehatan yang terjadi di sana atau disebut "tsunami Covid-19". Laporan itu mencatat, pada 2019, polusi udara yang buruk di India menyebabkan satu dari lima kematian serta berdampak terhadap kerugian ekonomi sebesar 36 miliar dollar AS.
Di Cina, Guangzhou dan Dongguan rawan banjir. Kota Shenzhen Cina, serta Tokyo dan Osaka di Jepang menghadapi ancaman termasuk gempa bumi dan topan.
Polusi juga merupakan masalah besar di China. Laporan tersebut menunjukkan bahwa Cina dan India menyumbang sebanyak 286 juta orang, dari 336 juta orang yang tinggal di kota-kota yang berisiko ekstrim terkena polusi.
