Komentar Ketua Mahkamah Agung AS tentang Pengaruh Kecerdasan Buatan (AI) di Sistem Hukum.

lifepod.id - Pada laporan akhir tahun dari Federal Judiciary pada 31 Desember, Ketua Mahkamah Agung Amerika Serikat, John Roberts, memberikan pandangan terhadap dampak kecerdasan buatan (AI) dalam sistem hukum.

Komentar Ketua Mahkamah Agung AS tentang Pengaruh Kecerdasan Buatan (AI) di Sistem Hukum.
Foto:Tom Williams/AP

Komentar Ketua Mahkamah Agung AS tentang Pengaruh Kecerdasan Buatan (AI) di Sistem Hukum.

Roberts pertama-tama menegaskan kepada publik bahwa peran hakim akan tetap relevan, meskipun ada prediksi tentang keberlanjutan perkembangan AI. "Saat tahun 2023 berakhir dengan prediksi yang tak terhingga tentang masa depan kecerdasan buatan, beberapa mungkin bertanya-tanya apakah para hakim akan menjadi usang. Saya yakin kami tidak—tetapi dengan keyakinan yang sama bahwa perubahan teknologi akan terus mengubah pekerjaan kami."

Walau mengakui transformasi dalam pekerjaan mereka, Roberts menekankan bahwa mesin tidak akan sepenuhnya menggantikan keputusan manusia. Ia menyoroti bahwa "nuansa memiliki arti: Banyak hal bisa bergantung pada tangan yang gemetar... sekejap ragu, [atau] pemutusan kontak mata yang singkat." Roberts memandang bahwa masyarakat lebih cenderung mempercayai keputusan manusia dalam menilai nuansa-nuansa tersebut daripada mengandalkan AI.

Roberts juga memperingatkan tentang risiko AI yang dapat memberikan jawaban palsu atau "halusinasi." Ia mencatat bahwa beberapa pengacara baru-baru ini menggunakan aplikasi AI tertentu dan mengajukan berkas dengan referensi kasus-kasus khayalan. Ia juga menyoroti potensi risiko terhadap privasi dan kemungkinan keputusan yang tidak adil terkait dengan masalah seperti risiko penerbangan dan kekambuhan kejahatan.

Meskipun menyuarakan kekhawatiran tersebut, Roberts melihat bahwa penggunaan AI juga dapat memberikan manfaat, khususnya dalam meningkatkan akses terhadap saran hukum dan alat bagi mereka yang tidak mampu membayar pengacara.

Meskipun tidak memberikan komentar khusus mengenai kasus-kasus kripto, Roberts menyatakan bahwa banyak aplikasi AI "tanpa ragu membantu sistem peradilan." Ia meyakini bahwa teknologi ini akan berpengaruh signifikan pada pengadilan, terutama pada tingkat persidangan, seiring dengan adopsi teknologi oleh para pihak yang terlibat dalam proses hukum.

Sumber: [1]

Rekomendasi bacaan lain: