Microsoft Gagal Akuisisi Tiktok

<b>Lifepod.id</b> - Pihak Microsoft mengakui kegagalannya dalam mengakuisisi TikTok AS pada tahun 2020 lalu. Hal ini diungkapkan oleh CEO Microsoft Satya Nadella. Dia mengungkapkan gagalnya mengambil alih TikTok merupakan hal yang paling aneh yang dialami perusahaan.

Microsoft Gagal Akuisisi Tiktok

Sebabnya, pada Agustus 2020 lalu, pihak TikTok tengah membahas rencananya untuk menjual perusahaan video pendek yang berada di Amerika Serikat (AS) setelah pemerintahan Donald Trump melarang TikTok kecuali jika ByteDance (perusahaan induk Tiktok) mau menjual aplikasinya ke perusahaan AS.

Pada waktu itu, Microsoft menjadi satu calon pembeli paling potensial untuk mengakuisisi TikTok AS. Namun, Microsoft gagal mengambil alih TikTok pada September 2020 lalu setelah Oracle dipilih untuk menjadi penyedia server cloud TikTok. 

Mulanya TikTok mencari penyedia cloud yang sekaligus bisa memberikan layanan keamanan. CEO Microsoft itu menyatakan pada akhirnya pemerintah AS kehilangan minat untuk mendorong akuisisi tersebut.

Faktanya, penjualan TikTok AS tidak pernah terjadi. Setelah Trump lengser, kemudian kekuasaan dipegang oleh Joe Biden, larangan TikTok berhasil dicabut.
Meski demikian, Satya Nadella mengaku bahwa Microsoft tengah dalam posisi yang bagus untuk membeli maupun bekerjasama dengan TikTok. Menurut laporan terbaru, saat ini aplikasi TikTok memiliki pengguna bulanan sekitar satu miliar yang berasal dari berbagai belahan dunia.

Nadella mengatakan kala itu, CEO ByteDance Zhang Yiming tertarik untuk bisa bersatu dengan Microsoft karena memang perusahaan Bill Gates itu memiliki apa yang dicari oleh TikTok. Yiming menyebut Microsoft memiliki layanan yang terkait dengan moderasi konten dan perlindungan keamanan anak, yang sudah diadaptasi di perangkat game Xbox dan media sosial profesional Linkedin. Keduanya merupakan produk Microsoft.

Trump anggap perusahaan yang berasal dari China sebagai ancaman.

Sekadar diketahui, pemerintahan Trump percaya kalau perusahaan manapun yang berasal dari China dapat menjadi ancaman bagi keamanan nasional negaranya karena pemerintah China diklaim memiliki akses ke tiap sistem perusahaannya itu di bawah hukum lokal setempat. Oleh karena itu, TikTok diminta mencari partner agar menjadi aplikasi yang berbasis di Amerika dan bisa dipercaya oleh pemerintah, termasuk memisahkan server China dengan Amerika.

Mengutip New York Times, pemerintah pusat Washington saat ini menjadi semakin khawatir dengan pemerintah China yang mereka yakini dapat mencuri informasi dan data masyarakat AS karena menggunakan TikTok.

Tak cuma TikTok, pemerintahan Trump pun turut mencurigai Huawei dan ZTE yang sama-sama berasal dari Negeri Tirai Bambu, bahwa keduanya dapat menjadi alat mata-mata pemerintah China melalui jaringan ponsel.

Baca Juga : Cegah Malaria, Menkes Pastikan Venue PON di Papua Dilakukan “Fogging”

Baca Juga : Menkominfo Pastikan PON Papua Berlangsung Sukses