Tren Selebgram Virtual di 2022 Makin Laku Terima Endorse

<b>Lifepod.id</b> - Beberapa tahun belakangan, sosok influencer virtual mulai mengambil tempat di media sosial.

Tren Selebgram Virtual di 2022 Makin Laku Terima Endorse

Berkat teknologi canggih serta kecerdasan buatan, karakter kartun kini bisa berperilaku layaknya manusia di media sosial, bahkan bisa menerima endorse, menjadi model, dan mengadakan live-streaming.

Sosok karakter kartun yang berperilaku layaknya manusia nyata ini menjadi tren baru yang berhasil menarik engagement luas dari netizen.

Sebut saja streamer virtual Twitch CodeMiko yang terkenal secara internasional, selebgram virtual internasional Blawko, model virtual Shudu, atau  Thalasya, selebgram virtual asli Indonesia yang sudah memiliki 480 ribu followers di Instagram.

View this post on Instagram

A post shared by Shudu (@shudu.gram)

View this post on Instagram

A post shared by Thalasya Pov (@thalasya_)

Dilansir dari We Are Social, Jumat (31/12/2021), Christina Chong yang merupakan CEO WAS, mengatakan bahwa 2022 akan menjadi tahun dimana para influencer virtual menjadi lebih besar dan lebih umum dalam strategi pemasaran produk.

Mereka akan mengambil peran yang lebih besar dalam strategi pemasaran produk, bisa jadi 2022 akan menjadi tahun dimana selebgram virtual hujan tawaran endorse.

Konsumsi digital yang makin naik sekitar 30 persen dari 2 tahun lalu memaksa perusahaan memasarkan produk dengan cara yang lebih ‘digital’ dan influencer dengan sosok kartun ini menjadi sasaran yang tepat.

Perusahaan produk juga akan berlomba-berlomba merilis influencer virtual mereka dalam mempromosikan produknya, termasuk ikut kampanye multi-brand menggunakan berbagai produk bermerk.

Tahun 2022 kemungkinan akan menjadi titik krusial bagi influencer virtual yang disebabkan dua faktor, yaitu pertumbuhan budaya digital dan juga Metaverse.

Metaverse akan menjadi cara baru bagi para konten kreator termasuk influencer untuk terhubung dengan cara baru.

Meski transisi ke realitas virtual membutuhkan waktu untuk beradaptasi, teknologi ini dapat membuat mereka terhubung dengan audiens baru dalam bentuk hologram dan avatar menggunakan perangkat headset, kacamata, perangkat, dan aplikasi realitas virtual.

 

Baca Juga :