Ketentuan Sistem Pendidikan Tahun Ajaran Baru 2020/2021

<b> Lifepod.id </b> - Salah satu dampak dari pandemi ini mempengaruhi sistem pendidikan di semua tingkat sekolah. Dulunya tatap muka, saat ini metode pembelajaran harus diganti dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring.

Ketentuan Sistem Pendidikan Tahun Ajaran Baru 2020/2021
Img. Nadiem Makarim di Istana. | REUTERS/Willy Kurniawan

Menyambut dimulainya tahun ajaran baru pada Senin, 13 Juli 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai mengeluarkan aturan-aturan untuk sekolah memulai sistem pendidikannya kembali.

Berdasarkan keputusan Mendikbud, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk terlebih dahulu melakukan kegiatan belajar tatap muka.

Mendikbud menilai, siswa yang umurnya lebih tua dianggap sudah siap dan memiliki kesadaran menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di dalam lingkungan sekolah.

Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, bahwa sekolah dibuka secara bertahap dari SMP dan SMA, baru dilanjutkan sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini (PAUD) nantinya.

 

Baca juga: Ruangkelas, Fitur Gratis dari Ruangguru untuk Dukung PJJ

 

Saat mendampingi Wakil Presiden di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (8/7) lalu, Nadiem sempat menyampaikan, “Jadinya pembukaan terjadi secara pelan-pelan, dimulai SMA dan SMP dulu hanya untuk di zona hijau, dua bulan lagi baru SD, baru dua bulan lagi PAUD.”

Rencananya sistem ini baru akan berlaku untuk zona saja. Daerah dengan zona kuning, oranye, dan merah masih dilarang melakukan pembelajaran tatap muka.

Bila sekolah sudah mulai dibuka lagi, tentunya selain harus mengikuti protokol yang sudah disiapkan oleh pemerintah sebelumnya, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Itu antara lain Kabupaten/Kota harus berapa di zona hijau, mendapat persetujuan pemerintah daerah, sekolah harus memenuhi semua daftar periksa dan siap pembelajaran tatap muka, terakhir persetujuan dari orang tua murid.

“Ada hal-hal lain yang penting, tapi yang penting adalah kesehatan. Bukan hanya dari sisi hand sanitizer, dan lain-lain, saya lihat ada berbagai tindakan proaktif bukan hanya pakai masker dan face mask.” pungkas Nadiem.