Produksi Vaksin Sendiri, China akan Pakai Vaksin Pfizer

<b> Lifepod.id </b> - China diketahui memiliki vaksin Covid-19 sendiri, yakni Sinovac dan Sinopharm. Namun kabarnya, regulator obat China, National Medical Products Administration (NMPA), berencana memberi lampu hijau penggunaan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech.

Produksi Vaksin Sendiri, China akan Pakai Vaksin Pfizer


Pfizer-BioNTech atau BNT162b2 merupakan vaksin buatan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer, yang berkolaborasi dengan perusahaan Jerman, BioNTech.

Sebagai informasi, Pfizer-BioNTech merupakan vaksin Covid-19 jenis mRNA pertama dan vaksin buatan asing pertama yang akan mendapatkan lisensi penggunaan darurat China.

Perusahaan China yang akan mengimpor vaksin tersebut, Fosun Pharma, mengatakan NMPA baru-baru ini menyelesaikan tinjauan panel ahli dari vaksin Pfizer-BioNTech.

Perusahaan China yang akan mengimpor vaksin tersebut, Fosun Pharma, mengatakan NMPA baru-baru ini menyelesaikan tinjauan panel ahli dari vaksin Pfizer-BioNTech atau yang dikenal dengan merek dagangnya, Comirnaty.

Dikutip dari Strait Times, pekan lalu, Fosun mengatakan vaksin Pfizer atau BNT162b2 sedang menjalani tinjauan administratif. Ketua perusahaan Wu Yifang mengatakan pada rapat pemegang saham bahwa pembuat obat itu menargetkan untuk memulai produksi uji coba dalam negeri pada akhir Agustus.

Majalah berita lokal Caixin, mengutip sumber-sumber yang dekat dengan NMPA, mengatakan regulator sedang mempertimbangkan pemberian BNT162b2 kepada mereka yang telah divaksinasi penuh sebagai booster. Tidak jelas siapa yang akan diprioritaskan untuk vaksin booster. 

Sejauh ini sebagian besar vaksin yang dikembangkan di China menggunakan metode inactivated. Vaksin tersebut dilaporkan memiliki tingkat kemanjuran lebih rendah daripada Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca.

Komisi Kesehatan Nasional (NHC) dalam pembaruan hariannya mengatakan bahwa pada Selasa (20/7/2021), 1,4 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan di China. Pemerintah China menggunakan tiga jenis vaksin buatan sendiri yakni Sinovac, Sinopharm, dan Cansino.

Cakupan vaksinasi COVID-19 yang tinggi di China tidak terlepas dari aturan daerah yang 'memaksa' penduduk melakukan vaksinasi. Aturan tersebut juga melarang anak-anak dari orangtua yang belum di vaksin untuk pergi ke sekolah.

"Mereka yang belum disuntik harus bergegas untuk menghindari mempengaruhi kembalinya anak Anda ke sekolah," bunyi sebuah pengumuman di Provinsi Guangxi Barat.


Baca Juga: Penelitian di Hong Kong Akui Vaksin Pfizer Lebih Manjur dari Sinovac