Ternyata Bukan Indonesia yang Memiliki Saham Terbesar di GoTo

<b> Lifepod.id </b> - Setelah Gojek dan Tokopedia resmi merger dan melahirkan GoTo. Saham perusahaan GoTo, ternyata mayoritas dimiliki SoftBank asal jepang dan Alibaba asal China.

Ternyata Bukan Indonesia yang Memiliki Saham Terbesar di GoTo

 

Dikutip dari Nikkei Asia, dari sebuah dokumen pengajuan GoTo saat ini Gojek memiliki sekitar 58 persen saham dari GoTo sementara Tokopedia memiliki 42 persen saham.

Dokumen itu juga menyebutkan, hanya Softbank dan Alibaba yang memiliki saham dua digit di GoTo. Keduanya merupakan investor di Tokopedia. Sedangkan investor lainnya hanya memiliki single digit, seperti Google dan Temasek Singapura yang juga punya saham di Gojek dan Tokopedia.

Setelah disimpulkan SoftBank Group telah mencatatkan diri atas kepemilikan saham tunggal terbesar di GoTo sebesar 15,3 persen, diikuti oleh e-commerce Alibaba Group Holding sebesar 12,6 persen. 

GoTo berharap untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) di bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Indonesia menghasilkan valuasi mendekati US$40 miliar atau setara Rp572 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS) seperti Grab. dan IPO akan dilakukan di bursa saham Indonesia terlebih dahulu.

"Perusahaan akan bekerja sangat keras untuk melakukan integrasi pasca-merger, dan kemudian mempersiapkan dua listing ini (di AS dan Indonesia). Saya sangat berharap ini akan terjadi di 2021, tetapi saat ini mereka punya banyak pekerjaan" jelas narasumber yang dikutip dari Nikkei Asia

Sementara itu, Gojek menyebutkan aksi merger mereka dengan Tokopedia akan memiliki valuasi bisinis secara historis sekitar US$18 miliar atau setara dengan Rp257,31 triliun.

Analis The Economist Intelligence Swarup Gupta menilai, merger antara Gojek dan Tokopedia agak terlambat. Karena Grab dan Sea Group merupakan pesaing yang lebih besar yang menguasai pasar Indonesia.

"Saya percaya bahwa merger mungkin datang terlambat, karena ini bisa lebih merupakan kasus melindungi wilayah dalam negeri (Indonesia) dari pesaing yang jauh lebih besar (Sea dan Grab), yang dapat menghambat upaya untuk tumbuh di (Asia Tenggara)," jelas Gupta.

 

Baca juga: Gojek Hadirkan Fitur Baru Permudah Investasi Emas