Aksi Unjuk Rasa Pendukung Trump di Washington, Satu Orang Tewas Tertembak

<b> Lifepod.id </b> - Ratusan pendukung dari Donald Trump melakukan unjuk rasa dalam upaya untuk membatalkan kekalahan Presiden AS tersebut di Gedung Capitol, tempat parlemen berkantor.

Aksi Unjuk Rasa Pendukung Trump di Washington, Satu Orang Tewas Tertembak
Img. Kekacauan yang terjadi di gedung parlemen Capitol Hills, Washington DC| Reuters/Leah Millis

Selain itu, mereka juga memaksa Kongres untuk menangguhkan sesi untuk mengesahkan kemenangan Presiden Terpilih Joe Biden.

Pada Rabu (06/01), Kongres AS menggelar sesi gabungan untuk mengkonfirmasi sertifikat kemenangan Biden atas pemilihan presiden yang berlangsung di Amerika Serikat.

Puncaknya demo ini berlangsung rusuh dimana massa mendesak untuk masuk Capitol terlibat bentrok dengan pasukan keamanan. Berhembus kabar juga terdapat seorang wanita tewas tertembak di dada, ungkap polisi Washington, dan puluhan mengalami luka-luka.

Img. Demonstran yang berusaha masuk ke ruangan saat kongres berlangsung di Capitol Hills | AP: Andrew Harnik

Kerusuhan ini mengakibatkan pertemuan kongres menjadi kacau akibat ancaman keamanan dari eksternal tersebut. Para perusuh menggunakan “bahan kimia” saat menerobos masuk ke dalam gedung dan ruang Senat.

Polisi dengan sigap segera mengevakuasi anggota parlemen yang berusaha untuk mengamankan gedung Capitol dari pendukung Trump yang menimbulkan kekacauan ini.

Petugas dari Kepolisian Capitol sebanyak 2.000 personel kewalahan untuk membentuk massa yang membludak, dimana mereka memaksa masuk ke area gedung Capitol.

 

Baca juga: Gugat Perhitungan Suara Pemilu AS, Biden Sebut Trump Memalukan

 

Sejak dinyatakan kalah pada pemilihan presiden AS pada 3 November lalu,  Trump masih enggan mengakui kekalahannya dan berkotminmen untuk menolak pemindahan kekuasaan secara damai jika dia kalah.

Dia bahkan menyerukan kepada pendukungnya untuk menyerbu ke Washington dan mengungkapkan protes pada proses pemungutan suara juga menghentikan proses pengesahan Kongres.

Trump mengatakan kepada pendukungnya untuk menekan pejabat AS untuk menolak kasih, mendesak mereka “untuk melawan” keputusan tersebut.