Genose, Alat Skrining Covid-19 Lewat Hembusan Nafas Kantongi Izin Edar

<b>Lifepod.id</b> - Alat pendeteksi virus corona bernama Genose yang diciptakan oleh para ahli Universitas Gadjah Mada, akhirnya resmi mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Genose, Alat Skrining Covid-19 Lewat Hembusan Nafas Kantongi Izin Edar

Setelah mengantongi izin edar, Genose akhirnya akan diproduksi sebanyak 100 unit pada batch pertama menggunakan hasil pendanaan dari Badan Intelijen Negara dan Kementerian Riser dan Teknologi (Kemenristek/BRIN).

“Dengan 100 unit batch pertama, kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau atau totalnya 12 ribu orang sehari,” kata Kuwat

Fakta Tentang Genose :

1. Menggunakan Hembusan Napas

Karena menggunakan hembusan napas maka skrining Covid-19 tidak terasa menyakitkan seperti tes PCR atau Rapid/Swab Antigen

2. Menggunakan Kecerdaan Artifisial (AI)

Setelah mengembuskan napas, alat ini akan mendeteksi virus melalui norofaring yang bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC), di mana VOC diprediksi berasal dari metabolisme virus.

Identifikasi sensor-sensor data ini kemudian akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (AI) sehingga haslnya lebih akurat dengan tingkat sensitivitas 89-92 persen dan spesifitas 95-96 persen.

3. Hasil Cepat

Genose dapat mendeteksi Covid-19 di tubuh manusia tidak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif Covid-19.

“Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi,” kata anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono, di acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung BJ Habibie lantai 24, Jakarta.

4. Harga Terjangkau

Karena hanya membutuhkan kantong napas, diestimasikan Genose hanya ditaksir Rp 15 ribu hingga Rp 60 ribu.

"Perkiraannya per tes itu Rp 15.000. Jadi menurut saya ini mungkin salah satu alat deteksi termurah tetapi akurat," ujar Bambang pada webinar, Jumat (11/12/2020).

Cara Kerja :

Genose tidak mendeteksi keberadaan virus Corona COVID-19 di dalam tubuh namun hanya mendeteksi partikel atau senyawa yang memang secara spesifik dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi COVID-19.

"Jadi yang dideteksi di sini bukan virusnya, bukan virus COVID-19. Tapi, yang dideteksi di sini adalah partikel atau senyawa yang memang secara spesifik akan berbeda jika terjadi atau dikeluarkan oleh orang yang mengidap COVID-19," jelas Bambang, Menteri Riset dan Teknologi.

Bambang mengatakan, senyawa yang ada di dalam tubuh orang yang memiliki perbedaan saat terpapar COVID-19 . Dari partikel atau senyawa itulah yang akan dianalisa oleh AI hingga hasil skriningnya muncul, baik positif maupun negatif.

"Jadi akan ada bedanya antara orang yang positif COVID-19 dan negatif COVID-19. Maka AI itulah yang melakukan upaya untuk melakukan analisa dan kemudian memberikan hasil skriningnya, positif atau negatif," terangnya.

Baca Juga : Tagar #SorryJeongin Jadi Trending, Ini Kisah Penyiksaan Anak yang Menyayat Hati

Baca Juga : Trading di Platform Pertukaran Aset Krypto, Bikin Untung atau Buntung?