GoTo dapat predikat "Outperform" dari Macquarie!

Lifepod.id - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mendapat peringkat Outperform dari Macquarie, perusahaan sekuritas berbasis di Australia, berkat kinerja perusahaan yang dinilai berada di jalur yang tepat untuk mendapatkan keuntungan bisnis secara berkelanjutan dengan potensi pertumbuhan pendapatan solid.

GoTo dapat predikat "Outperform" dari Macquarie!

PT Macquarie Sekuritas Indonesia mendaulat PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan predikat outperform terkait kondisi sahamnya. Macquarie menilai strategi monetisasi dan kemampuan efisiensi GOTO berkembang lebih baik.
Istilah outperform ini biasa digunakan untuk saham-saham yang kenaikan harganya diperkirakan bisa melebihi acuan pasar (indeks harga saham) atau terkadang disebut juga dengan market outperform.

Mengacu riset terbaru Macquarie per 21 September 2022, pada kuartal 2-2022, nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) GOTO mencapai Rp151 triliun atau naik 39 persen secara year on year (yoy), mampu melampaui target manajemen.

Pendapatan bruto GOTO juga Rp5,5 triliun, naik 45 persen yoy, persentasenya naik melebihi pertumbuhan GTV. Selama 6 bulan, nilai GTV GOTO juga naik 42 persen menjadi Rp290,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Masih dalam riset tersebut, pada kuartal 3 tahun ini, GOTO menargetkan GTV dan pendapatan gross masing-masing Rp 151-156 triliun dan Rp5,7-6 triliun. Menurut analisis Macquarie, target tersebut masih rasional dengan strategi bisnis mereka saat ini.

"Dalam hal efisiensi biaya, GoTo telah memangkas Rp800 miliar dari penghematan biaya dalam hal teknologi, marketing, dan outsourcing," tulis Ari Jahja dan Akshay Sugandi, dua analis PT Macquarie Sekuritas Indonesia, dalam riset, dikutip Senin (26/92).

Selain efisiensi, secara prospek bisnis, GOTO juga dinilai masih menjadi pemimpin pasar sehingga ke depan perusahaan bisa mendapatkan rating yang lebih baik. Menurut Macquarie, keunggulan GOTO adalah fokus utama dan posisinya sebagai satu-satunya penyedia layanan dan pemimpin pasar nomor satu di segmen on-demand, e-commerce, dan fintech di Indonesia.

Sementara itu, di bisnis on-demand, Gojek masih nomor satu untuk bisnis mobilitas, online food delivery, dan logistik. Segmen on-demand di Indonesia juga sudah mencatatkan margin kontribusi positif di Februari dan Maret 2022. Soal kenaikan tarif ojek online (ojol) yang dimandatkan Kementerian Perhubungan dinilai tidak akan membawa pengaruh yang berarti bagi bisnis GOTO.

Di bisnis e-commerce, Tokopedia juga masih menjadi e-commerce nomor satu di Indonesia dengan pilihan barang produk dan digital yang sangat beragam, dengan lebih dari 865 juta kode unik atau stock keeping unit (SKU) dan total traffic bulanan mencapai 150 juta visit.

Sementara itu di layanan fintech, GoTo Financial (GTF) juga nomor satu di layanan pembayaran konsumen, merchant, dan driver. GOTO juga menjadi satu-satunya perusahaan yang bisa memfasilitasi transaksi antara konsumen, merchant, dan mitra driver, dan mitra pihak ketiga melalui solusi pembayarannya yang menyeluruh, mulai dari e-money dan e-wallet (GoPay), layanan keuangan (GoPayLater, GoPayLater Cicil, GoModal), payment gateway online dan offline (Midtrans), cloud POS products (Moka), dan solusi bisnis merchant (GoBiz, GoStore, dan Selly).

Macquarie juga menyoroti faktor pendukung lainnya yakni sinergi ekosistem di antaranya hadirnya Gopay di Tokopedia sejak kuartal 4-2021 dan GoFood hadir di Tokopedia. Belum lagi kolaborasi Bank Jago untuk memberikan akses finansial kepada para merchant GoTo melalui GoBiz dan kehadiran GoPayLater Cicil di Tokopedia.

"Macquarie mematok target harga (target price) saham GOTO di level Rp324/saham, merefleksikan rasio nilai enterprise value/pendapatan bersih atau EV/net revenue sebesar 16,2 kali atau 9,0 kali pendapatan kotor estimasi 2024," ujar laporan mereka.

Menurut Macquaire, perhitungan ini didukung oleh penilaian dengan metodologi arus kas terdiskon atau discounted cash flow (DCF) dan sum-of-the-parts (SOTP). Target saham GOTO ini diperdagangkan pada konsensus EV/net revenue 2023-2024 17 kali dan 11 kali.

SOTP adalah proses menilai perusahaan dengan menentukan berapa nilai divisi agregatnya jika dipisahkan atau diakuisisi oleh perusahaan lain. Sementara DCF ialah metode untuk mengukur potensi dalam sebuah peluang investasi.

Macquarie menilai harga saham GOTO pun lebih tangguh (resilient) dibandingkan dengan harga saham perusahaan teknologi sejenis. Pekan lalu, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham GOTO ditutup stagnan Rp264/saham, nilai perdagangan saham GOTO sepekan (19-23 September) tembus Rp1,08 triliun dengan volume perdagangan 4,24 miliar saham.

Sumber :[1][2]

Cek Berita dan Artikel yang lain :