INSPIRE : Rizky Ardi Nugroho, Konten kreator Horor Podcast Do You See What I See

Lifepod.id - Konten kreator saat ini jadi profesi yang banyak diincar kaum milenial. Profesi ini sangat menggiurkan karena hanya dengan membuat suatu konten entah itu berupa teks, foto ataupun video bisa menghasilkan pundi-pundi yang cukup menjanjikan. Salah satu konten yang kini banyak ditemukan di media sosial adalah yang berbau horor. Yuk GenLife kenal lebih dekat dengan Mizter Popo .

INSPIRE : Rizky Ardi Nugroho, Konten kreator Horor Podcast Do You See What I See
photo : instagram.com/mizter.popo

Rizky Ardi Nugroho atau akrab disapa Mizter, kreator dari Podcast Do You See What I See atau disingkat DYSWIS.

Sejak diunggah perdana pada November 2018, Do You See What I See langsung menarik telinga pendengar Podcast Indonesia. Podcast tersebut selalu menduduki peringkat pertama chart di Spotify.Menurut Rizky, Do You See What I See sudah didengarkan oleh jutaan orang di Spotify.

Berawal dari pengalaman 'Rumah Eyang', mengantarkan Rizky menjadi podcaster cerita horor. SUARA mencekam dan cerita yang menegangkan menarik untuk didengarkan.

Meski ada rasa takut, rasa penasaran untuk mendengarkan cerita horor hingga akhir lebih kuat. Cerita yang jelas mengantarkan kita membayangkan situasi horor yang tengah dihadapi si penutur.

Ketegangan itu dirasakan saat mendengarkan suara Rizky Ardi Nugroho yang dikenal dengan nama Mizter Popo di podcast Do You See What I See (DYSWIS), yang tengah merajai Top Podcast Indonesia di Sportify.

Pria kelahiran Salatiga, Jawa Tengh itu berkecimpung di dunia podcast dan horor setelah tampil di channel Youtube Komika Raditya Dika.

Raditya yang merupakan temannya di SMA 70 Jakarta itu membuat video berjudul Paranormal Experience: Rumah Terseram di Jogja pada 2018.

Dalam video itu mereka bercerita pengalaman horor mereka saat menginap di rumah eyang Rizky saat berkuliah di Yogyakarta. Tak disangka, video cerita horor itu mendapat animo yang luar biasa dan trending di YouTube.

Pria yang mengaku bukan indigo itu menerima banyak tawaran, termasuk rumah produksi untuk memfilmkan kisah horor Rumah Eyang.

Antusiasme cerita horor Rumah Eyang ternyata tinggi dan sampai diperpanjang hingga lima seri. Efek dari seri itu, Rizky mendapatkan banyak permintaan melanjutkan kembali cerita horor. Guna merespons permintaan, Rizky pun bercerita horor melalui Instagram, dan kembali menjadi trending.

Rizky mengaku bosan dan menjajal podcast melalui platform Anchor. Podcast layaknya rekaman audio episodik atau blog berbentuk audio yang membahas obrolan ringan, mulai dari bisnis sampai politik.

Saat pertama kali bereksperimen, Rizky membuat podcast bersama dua temannya membahas wirausaha 'Cerita Usaha'. Podcast yang masih mengudara ini meraup ribuan pendengar dan mendapatkan tawaran kerja sama mengisi workshop kewirausahaan.

Rizky mengaku memilih Podcast, karena sederhana dan tidak perlu banyak alat penunjang. Di luar hal teknis, Rizky mengaku lebih senang mengandalkan kekekuatan bercerita (story telling).

Menurutnya, mendengarkan cerita horor lewat audio berkesan dan mengingatkan pengalamannya saat kecil mendengarkan kisah horor di radio setiap malam Jumat.

Lebih dari 1000 episode cerita horor mengudara, yang tayang lima kali dalam seminggu. Namun, Rizky mengaku podcast tidak memberikan revenue source.

Pasalnya sistem monotize dan iklan di podcast belum ada. Meski begitu, podcast membuka peluang bagi Rizky dengan cara berbeda, seperti menjadi pembicara di workshop, penerbitan buku, dan film.

Melihat podcast yang kini semakin banyak didengar dan dinikmati, Rizky optimistik dunia podcast di Indonesia semakin maju.

Tahun 2019, DYSWIS resmi membuka channel Youtube. Meski awalnya enggan karena masalah teknis, DYSWIS membuka channel dengan tetap mempertahankan dan mengandalkan kekuatan bertutur cerita lewat audio ketimbang mengedepankan visual.

Tak sampai setahun, channel YouTube DYSWIS mengantongi silver play button dengan subscribers mencapai 237 ribu. Rizky menyebut pendapatannya dari YouTube cukup menjanjikan dari AdSense.

Pendapatan yang mencapai puluhan juta per bulan itu digunakan untuk biaya operasional DYSWIS, termasuk membayar dua orang tim editingnya, serta insentif bagi kontributor yang ceritanya digunakan.

Di tahun 2022 pun, Podcast DYSWIS menduduki posisi 3 teratas podcast yang paling banyak didengarkan loh GenLife.

Cek Berita dan Artikel yang lain :