Demonstrasi Tuntut Netanyahu Mundur dari Kursi Perdana Menteri Israel Semakin Meluas

<b>Lifepod.id</b> - Aksi unjuk rasa yang menuntut agar Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengundurkan diri semakin meluas. Banyak daerah yang kini dipenuhi dengan massa yang menyuarakan kesulitan ekonominya akibat dampak dari pandemi COVID-19. Unjuk rasa ini juga semakin diperparah oleh beredarnya kabar mengenai tindakan korupsi yang dilakukan oleh Netanyahu.

Demonstrasi Tuntut Netanyahu Mundur dari Kursi Perdana Menteri Israel Semakin Meluas
Image by dunia.tempo.co

Aksi unjuk rasa ini berpusat  di depan kediaman dinas Netanyahu di Yerusalem. Para demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa itu membawa poster dengan slogan yang bertuliskan, “Netanyahu Gagal” dan “Netanyahu Gagal”. 

Netanyahu mengatakan jika aksi ini dibantu oleh beberapa kelompok yang ingin memakzulkannya. Dan salah satu caranya adalah lewat pengerahan media massa.

 

"Demonstrasi ini dipicu oleh mobilisasi media, yang tidak dapat saya ingat ... Mereka bahkan tidak melaporkan demonstrasi –karena melanggar protokol COVID-19 karena mereka berpartisipasi di dalamnya. Mereka menambah bahan bakar," kata Netanyahu, dikutip Reuters, Senin (03/08).

 

Baca Selengkapnya : 

Berbeda pendapat  dengan Netanyahu, mitra koalisi Netanyahu dan Menteri Pertahan Israel Israel Benny Gantz justru mendukung aksi demonstrasi dari para pengunjuk rasa tersebut. 

 

"Hak untuk memprotes adalah darah kehidupan demokrasi."

 

Selain itu dukungan untuk para pengunjuk rasa juga datang dari partai oposisi sayap kiri, Meretz yang mengatakan jika Netanyahu telah berada di barisan rezim gelap karena ia membatasi aksi demokrasi ini.

Terkait dengan kabar korupsi yang dilakukan Netanyahu, ia dituduh secara ilegal telah melakukan penyuntikan dana kepada surat kabar terbesar  Israel, Yedioth Aharonot. Penyuntikan dana itu dilakukan Netanyahu dengan tujuan agar Yedioth Aharonot menuliskan kabar positif untuk dirinya.

Selain itu Netanyahu juga dikabarkan menerima cerutu, sampanye, dan perhiasan senilai 700 ribu shekel atau sekitar Rp3 miliar dari sejumlah orang atas bantuan Netanyahu.