Klaster Perkantoran DKI Meningkat Setelah Vaksinasi, Lebih Baik WFO atau WFH?

<b> Lifepod.id </b> - Kasus positif COVID-19 yang terdapat di klaster perkantoran DKI Jakarta menunjukkan peningkatan hingga dua kali lipat.

Klaster Perkantoran DKI Meningkat Setelah Vaksinasi, Lebih Baik WFO atau WFH?
Img. Pekerja kantoran di kawasan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat pada hari Senin (08/06/2020) | Kompas.com/GARRY LOTULUNG

 


Peningkatan kasus di klaster perkantoran

Tercatat pada 12-18 April 2021 saja tercatat ada sebanyak 325 kasus COVID-19 dari 177 perkantoran, dari yang sebelumnya 5-11 April hanya 157 kasus di 78 perkantoran.

Diberlakukan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadikan sebanyak 2.107 perkantoran pernah ditutup dalam empat bulan terakhir, dari 11 Januari-23 April 2021. 

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta belum bisa memastikan penyebab terjadinya lonjakan itu. Diperlukan penelitian lebih dalam untuk mengungkap alasannya.

“Terkait masalah sebab musababnya memang harus ada penelitian lebih detail.” kata Andri Yansyah, Kepala Disnakertrans DKI, Senin (26/04/2021).

Sebagian besar kasus klaster Corona dari pekerja yang sudah melakukan vaksinasi COVID-19.

“Mungkin yang pertama karena vaksin, seakan dia sudah kebal padahal dia tidak seperti itu. Kedua mungkin karena sudah kelamaan, bosan juga nih,” kata dia.

Selain itu di masyarakat saat ini penerapan protokol kesehatan sudah mengalami kelonggaran. Banyak yang menganggap sepele kebiasaan mencuci tangan dengan sabun.

“Orang ketika masuk kantor cuci tangan itu sudah jarang, padahal kita tetap memberikan, menyediakan itu,” lanjutnya.

Disnakertrans DKI sendiri juga kesulitan melakukan pengawasan seiring dengan banyaknya kasus aduan pemutusan hubungan kerja(PHK) di tengah pandemi COVID-19. 

“Jumlah pengawas yang ada di kita hanya 59 orang,” kata Andri.

Jumlah tersebut, kata Andri, merupakan jumlah maksimal yang saat ini bisa diturunkan langsung ke lapangan untuk melakukan pengawasan.

Pasalnya dari total 500 pengawas yang ada di Disnakertrans DKI Jakarta tidak bisa dikerahkan semua sebab ada yang WFO(Work From Office) dan sebagian yang WFH(Work From Home).


Tidak mudah menerapkan WFH secara penuh

Pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menegaskan telah melaksanakan vaksinasi COVID-19 bukan berarti sudah ‘bebas’ kembali untuk beraktivitas di kantor.

Apalagi bila lingkungan kantor tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Sudah divaksin, dia disuruh masuk, itu salah, karena harus dipahami begini, orang yang sudah divaksinasi bukan tidak mungkin terinfeksi, tetap bisa,” kata Dicky, Senin (26/04/2021).

Dicky meminta Pemprov DKI Jakarta untuk mempertimbangkan WFH secara penuh di kawasan perkantoran untuk menekan penyebaran COVID-19.

“Imbauan saya adalah, semua instansi mau itu Jakarta, (kantor) pemda maupun kementerian. Pokoknya (kantor) yang ada di Jakarta termasuk kota besar lainnya di Indonesia, berlakukan WFH itu,” kata Dicky.

WFH sangat diperlukan sebab dengan bekerja dari rumah bisa menekan interaksi antar sesama manusia dan potensi untuk tertular virus.

Dilain sisi, Andri juga sadar bukan perkara mudah untuk menerapkan WFH secara 100 persen, pasalnya kebijakan ini tetap perlu dipertimbangkan matang-matang dan melibatkan banyak pihak.

“Terkait masalah WFH WFO ini kan nggak bisa kita tentukan sendiri, kita ada Satgas. Nah, Satgas itu nanti yang meminta pendapat-pendapat dari berbagai macam ahli,” kata Andri.

Nah, bagaimana pendapatmu setelah melihat peningkatan kasus di klaster perkantoran ini? Termasuk tim #WorkFromHome atau #WorkFromOfficie setelah dilakukan vaksinasi?

 

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Buka Kembali Sekolah Tatap Muka

Baca juga:  Kasus COVID-19 Jakarta Melonjak Lagi, Berikut Wilayah dengan Kasus Terbanyak